The Hunger Games by Suzanne Collins
My rating: 3 of 5 stars
In the end, there can be only one
- Duncan MacLeod (Highlander)
Quick reading, meski idenya nggak orisinal. Baru baca sampul belakangnya saja, langsung terpikir "OMG, Battle Royale banget!"
Tentu saja, manga Battle Royale jauh lebih gory dan seram. Visualisasinya yang realistis tidak menyisakan apa-apa untuk imajinasi (atau memang imajinasi kita yang nggak tega untuk sampai ke sana), jadi bagi yang sudah merasa ngeri dengan adegan-adegan pembunuhan di Hunger Games disarankan untuk tidak membaca Battle Royale.
Selain orisinalitas dan level gory-nya, berikut yang membuatku menilai Battle Royale jauh lebih baik dari Hunger Games :
1. Peserta Battle Royale adalah murid satu kelas SMP, jadi unsur drama psikologisnya lebih banyak karena semua peserta saling mengenal, apalagi POV-nya bukan cuma dari satu orang.
2. Sebelum dilepaskan ke arena, setiap peserta dibekali ransel berisi bekal dan senjata, cuma nasib saja yang menentukan apakah senjata yang didapat berguna atau tidak.
3. Panitia tidak perlu repot-repot menciptakan kebakaran hutan segala untuk menyuruh peserta keluar dari persembunyian. Peserta tidak bisa berlama-lama diam atau sembunyi di satu tempat, karena beberapa jam sekali harus pindah tempat, kalau tidak mau bom di kalung yang dikenakannya meledak.
4. Dan masih banyak lagi...
Tentu saja meskipun seperti di serial Highlander pemenangnya hanya boleh satu orang, ending Hunger Games maupun Battle Royale melanggarnya (spoiler!).
Kesimpulan: Membaca Hunger Games membuatku hungry untuk membaca ulang lagi manga Battle Royale.
View all my reviews
No comments:
Post a Comment