Tuesday, May 17, 2016

Malice

Judul : Malice

Penulis : Keigo Higashino

Serial : Kyoichiro Kaga #4

Pertama kali terbit : September 1996

Pertama kali terbit Edisi Bahasa Inggris : Oktober 2014

Tebal : 288 halaman (Hardcover)

Sinopsis :
Acclaimed bestselling novelist Kunihiko Hidaka is found brutally murdered in his home on the night before he's planning to leave Japan and relocate to Vancouver. His body is found in his office, a locked room, within his locked house, by his wife and his best friend, both of whom have rock solid alibis. Or so it seems.

At the crime scene, Police Detective Kyochiro Kaga recognizes Hidaka's best friend, Osamu Nonoguchi. Years ago when they were both teachers, they were colleagues at the same public school. Kaga went on to join the police force while Nonoguchi eventually left to become a full-time writer, though with not nearly the success of his friend Hidaka.

As Kaga investigates, he eventually uncovers evidence that indicates that the two writers' relationship was very different that they claimed, that they were anything but best friends. But the question before Kaga isn't necessarily who, or how, but why. In a brilliantly realized tale of cat and mouse, the detective and the killer battle over the truth of the past and how events that led to the murder really unfolded. And if Kaga isn't able to uncover and prove why the murder was committed, then the truth may never come out.


Verdict :



Review :

Pertama-tama, penilaian di atas agak bias karena aku membaca buku ini sambil membayangkan sosok aktor Jepang favoritku, Hiroshi Abe. Maklum, dia berperan sebagai Detektif Kyoichiro Kaga di serial televisi Shinzanmono maupun film The Wings of the Kirin. Jadi... ya bacanya lebih enjoy, gitu. 



Ehm.

Baiklah, agak serius sedikit. Sepertinya yang aku sukai dari karya-karya Keigo Higashino adalah gaya bertuturnya. Pace yang pelan tidak jadi masalah, karena pengupasan misteri yang selapis demi selapis dan twist-plot yang unpredictable membuat kelezatan novelnya terasa lebih lama dan membekas.

Sepertinya, meskipun novel ini urutan keempat dari serialnya, ini buku Kyoichiro Kaga pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Melihat kasus novel The Devotion of Suspect X dari serial Detektif Galileo, apakah ini termasuk novel unggulan dari serial Kyoichiro Kaga?

Novel ini bercerita dari dua sudut pandang dan dua catatan kasus, yaitu dari sisi Osamu Nonoguchi dan sisi Kyoichiro Kaga. Osamu Nonoguchi adalah orang yang pertama kali menemukan mayat korban pembunuhan, Kunihiko Hidaka, rekan sesama penulis dan mantan teman SMP-nya. Sementara Kyoichiro Kaga, detektif yang ditugaskan menangani kasus tersebut, ternyata mantan rekan Nonoguchi sebagai guru SMP, sebelum alih profesi menjadi polisi.

Pertama membaca catatan kasus versi Osamu Nonoguchi, aku sempat curiga ceritanya bakalan mirip dengan The Murder of Roger Ackroyd-nya Agatha Christie. Siapa tahu lho, curiga kan boleh saja. Belum tentu penulis catatan kasus sebersih Dr. Watson dan Arthur Hastings. Ternyata, bukan cuma aku saja yang merasa curiga, Detektif Kaga juga demikian. Dan hanya dalam beberapa bab, Kaga berhasil mementahkan alibi Nonoguchi dan mengungkap trik yang dilakukannya untuk menyesatkan penyidik.

Hanya dalam beberapa bab? Cepat amat?

Iya, karena yang seru untuk dibahas dan dibongkar oleh sang detektif dalam novel ini bukanlah "siapa" dan "bagaimana" seperti novel-novel misteri pada umumnya, melainkan "mengapa". Apa motivasi Nonoguchi membunuh Hidaka? Terencana atau tidak terencana? Siapakah sebenarnya korban utama dalam kisah ini?

Battle of wit antara Kaga dan Nonoguchi benar-benar membuat pembaca tak bisa bisa melepaskan novel ini sebelum tamat. Karakter Kaga yang tidak mudah puas untuk terus menggali informasi--- meskipun fakta dan bukti-bukti tampak gamblang bagi semua orang---membuat ia tidak mudah masuk ke dalam jebakan demi jebakan yang dipasang Nonoguchi.

Dan terakhir, apakah makna judul novel ini? Pada akhirnya, kenyataan yang diungkap oleh Detektif Kaga akan sangat berkaitan dengan judul novel tersebut.

Well, singkat cerita, novel ini memang sialan banget deh. Dari bab awal saja sudah banyak jebakan di sana-sini, berlapis-lapis pula. Kalau Kyoichiro Kaga saja bisa sempat terpeleset, apalagi pembaca yang clueless...

Gawat nih, kayaknya aku bakal ketagihan untuk terus mencari dan membaca buku-buku Higashino-sensei...










The Devotion of Suspect X

Judul : The Devotion of Suspect X

Penulis : Keigo Higashino

Penerbit : Minotaur Books, 2011

Edisi : Hardcover

Tebal : 298 halaman

Dibeli di : Big Bad Wolf 2016, ICE BSD

Dibeli tanggal : 30 April 2016

Harga beli : Rp. 60.000,-

Dibaca tanggal : 15 Mei 2016

Sinopsis:
Yasuko Hanaoka is a divorced, single mother who thought she had finally escaped her abusive ex-husband Togashi. When he shows up one day to extort money from her, threatening both her and her teenaged daughter Misato, the situation quickly escalates into violence and Togashi ends up dead on her apartment floor. Overhearing the commotion, Yasuko’s next door neighbor, middle-aged high school mathematics teacher Ishigami, offers his help, disposing not only of the body but plotting the cover-up step-by-step.

When the body turns up and is identified, Detective Kusanagi draws the case and Yasuko comes under suspicion. Kusanagi is unable to find any obvious holes in Yasuko’s manufactured alibi and yet is still sure that there’s something wrong. Kusanagi brings in Dr. Manabu Yukawa, a physicist and college friend who frequently consults with the police. Yukawa, known to the police by the nickname Professor Galileo, went to college with Ishigami. After meeting up with him again, Yukawa is convinced that Ishigami had something to do with the murder. What ensues is a high level battle of wits, as Ishigami tries to protect Yasuko by outmaneuvering and outthinking Yukawa, who faces his most clever and determined opponent yet.


Rating :


Review versi emosional tak lama setelah membaca novel:

Baru kali ini aku membaca novel misteri sampai mencucurkan air mata. Right in the feel. Nyesek banget!!!

Well, aku sudah lama punya ebook novel ini, karena aku suka serial teve Shinzanmono dan Galileo, sehingga sengaja mencari tulisan Keigo Higashino, penulis novel-novel yang diangkat menjadi kedua serial teve itu. Tapi memang, karena pada dasarnya lebih mendahulukan untuk membaca buku fisik ketimbang ebook, aku baru membaca novel ini setelah membeli buku fisiknya di Big Bad Wolf kemarin.

Terus terang, susah untuk tidak merasa empati dan simpati hampir ke semua tokoh yang terlibat, dalam hal ini termasuk si lempeng Detektif Galileo. Biasanya ia memecahkan kasus tanpa emosi, tapi khusus kasus di novel ini, perasaannya saat berhasil memecahkan teka-teki dalam cerita ini (yang sengaja dipasang untuk menjebak polisi dan pembaca) sungguh dapat tersampaikan dengan baik.

Aaargh, jadi menyesal kenapa tidak membaca novel ini dari kemarin-kemarin.


Review versi kalem setelah turbulensi emosi mereda:

Which is harder: devising an unsolvable problem, or solving that problem?

Setelah membaca novel ini, aku jadi mengerti mengapa novel ini ditahbiskan sebagai salah satu karya masterpiece dari Keigo Higashino, sehingga rasanya wajar saja apabila novel ketiga, bukan novel pertama, dari serial Detektif Galileo ini yang menjadi novel pertama Higashino-sensei yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Kalau pembaca menginginkan cerita misteri model 'whodunnit', maka lebih baik tidak membaca novel ini, karena peristiwa pembunuhan maupun pelakunya telah digambarkan secara gamblang pada bab awal novel.

Persis sebagaimana tercantum di sinopsisnya, dalam upaya membela diri, Yasuko Hanaoka (dibantu anak perempuannya) tanpa sengaja membunuh mantan suaminya Togashi. Semula ia berniat melaporkan diri, namun tetangganya, Ishigami, menawarkan bantuan lengkap, tidak hanya membantu menyingkirkan mayat Togashi, namun juga menyiapkan alibi bagi ibu-anak tersebut.

Berkat bantuan Ishigami itulah, polisi mengalami kesulitan dalam penyelidikan pembunuhan Togashi, karena tersangka utama, Yasuko, memiliki alibi yang kuat pada saat waktu estimasi pembunuhan. Selain itu, banyak petunjuk di lokasi ditemukannya mayat yang malah membuat bingung. Entah bagaimana, dengan analisis dan logika matematikanya, Ishigami mampu menyesatkan penyelidikan kepolisian.

Sayangnya, Ishigami tidak memperhitungkan adanya faktor anomali dalam perhitungannya: mantan teman kuliahnya, Dr. Manabu Yukawa, ahli fisika yang kadang-kadang nyambi sebagai detektif amatir dan dijuluki sebagai Detektif Galileo oleh pihak kepolisian. Walaupun awalnya Detektif Kusanagi, sahabat Yukawa, yang sering curcol dan meminta petunjuk untuk kasus-kasus yang ditanganinya, tidak meminta bantuan Yukawa dalam kasus ini, Yukawa melibatkan diri karena mengenali nama tetangga tersangka, Ishigami, sebagai teman kuliah yang diakuinya sebagai jenius matematika.

Yang membuat novel ini sangat menarik adalah battle of wit antara sesama jenius. Trik yang diciptakan Ishigami mungkin saja bisa menyesatkan detektif biasa, tapi tidak dapat mengecoh fisikawan yang sangat memahami logika berpikirnya. Namun pengungkapan trik yang dilakukan Ishigami oleh Yukawa bukanlah hal yang paling istimewa dari kisah ini, melainkan pengungkapan seberapa jauh Ishigami rela berkorban demi wanita yang dicintai dan dipujanya. Hence the title.

Novel ini termasuk salah satu novel misteri pembunuhan di mana aku mendukung pelaku atau pihak yang membantu si pelaku agar tidak tertangkap polisi (selain Dexter Morgan).

Bab-bab terakhir, terutama beberapa halaman terakhir novel, benar-benar nyeredet hate. Dan seperti biasa, kalau sampai ada novel yang bisa membuatku tak bisa berhenti membacanya sekaligus mengacak-acak perasaanku sampai mengucurkan air mata karena empati pada para tokohnya, meskipun itu novel misteri, aku cenderung bias dan memberikan nilai sempurna,


View all my reviews

Sunday, May 8, 2016

2016 Fox's Library Weeding Programme [=Giveaway] #2

Sebagaimana di postingan sebelumnya, perlu kutegaskan lagi bahwa: bukan, ini bukan acara mantenan yang disponsori oleh perpustakaan, dan bukan pula acara menyiangi kebun punya perpustakaan.

Ini adalah BERES-BERES PERPUSTAKAAN.

Dari definisi sebelah ini, yang diambil yang paling bawah: remove an inferior or unwanted component of a group or collection.

Gitu.

Mumpung lagi long weekend dan mudik ke Cirebon, aku mulai mencoba beres-beres perpustakaan pribadi. Bukan apa-apa, ruang perpustakaan dan kamar pribadi rasanya sudah cukup dipadati buku, tapi tetap saja aku rutin belanja buku mingguan, ditambah belanja buku ad hoc macam Big Bad Wolf di BSD kemarin. Jelas, gara-gara asupan buku baru, ada buku lama yang perlu disiangi dan dicarikan adopter alias pemilik barunya.

Tentu saja, aku berharap mereka yang akan mengadopsi buku-buku korban penyiangan ini benar-benar membutuhkan, ingin memiliki, atau ingin membacanya.

Anyway, karena waktu dan ruang koper yang terbatas (iyaaa, para korban terpaksa harus kubawa ke Jakarta agar proses pengiriman paket ke adopter lebih mudah), Weeding Programme tahun ini akan dilakukan secara bertahap, sesuai situasi dan kondisi.

Jadi, sekarang...


Untuk Tahap Kedua, yang akan dicarikan pemilik barunya adalah 3 paket buku di bawah ini:

Paket 1: 5 buku Serial Night Huntress karya Jeaniene Frost (Dastan)

Paket 2: 5 buku Serial Georgina Kincaid karya Richelle Mead (Dastan)

Paket 3: 5 buku Serial Kisah Klan Otori karya Lian Hearn (Matahati)

Kondisi ketiga paket buku masih bagus dan mulus, dengan perkecualian cap perpustakaan Fox's Library.  Alasan pelepasannya sederhana saja, buku-buku ini kubeli dan kubaca hanya karena kepingin tahu atau godaan "sepertinya menarik", meskipun kayaknya sih penyebab utamanya kemungkinan besar harga belinya yang memang lumayan miring. Sayangnya, ternyata setelah dibaca, aku kurang begitu suka dan cocok dengan ketiga serial ini.

Jadi, daripada menuh-menuhin lemari perpustakaan, mending bukunya dihibahkan saja pada para pecinta buku yang mungkin berminat untuk mengadopsinya. 

Syarat menjadi adopter mudah saja. Peraturannya:
1. Peserta GA adalah yang memiliki alamat kirim di Indonesia.
2. Pendaftaran peserta dilakukan melalui comment di bawah ini, dengan mencantumkan pula alamat email.
3. Peserta boleh mendaftar untuk satu paket, dua paket, atau tiga paket, namun hanya boleh memperoleh satu paket buku. Harap dituliskan paket mana saja yang diminati.
4. Pemenang GA akan diundi secara random untuk masing-masing paket buku. Apabila berdasarkan hasil undian seorang peserta yang sama memenangkan dua atau tiga paket sekaligus, maka untuk paket kedua dan ketiga akan diundi kembali pemenangnya secara random.
5. Selain pengumuman di blog, pemenang akan dihubungi via email.
6. Pendaftaran GA akan berlangsung sampai tanggal 31 Mei 2016.
7. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 5 Juni 2016.
8. Keputusan mengenai pemenang tidak bisa diganggu gugat.
9. Apabila dalam waktu 3 (tiga) hari setelah pemenang diumumkan tidak ada respon, maka akan dipilih pemenang lain sebagai penggantinya.

Yuk, ikuti dan menangkan giveaway yang sangat mudah ini :))



Komikus Nekat

Judul : Komikus Nekat

Penulis : Ekyu

Penerbit : Muffin Graphics

ISBN : 978-602-367-150-2

Tebal : 100 halaman

Review:
Kocak abis!

Nggak nyangka, masa kecil Ekyu (khususnya Ega dan Oni) entah kenapa mirip denganku, terutama dari sisi bacaan, meskipun beda generasinya cukup jauh.

Sejarah bacaan Ega rada mirip sih. Terutama bacaan komik dan silatnya (bacaan novel mah nggak terungkap di sini). Komik wayang. Asterix (celeng panggangnya keliatan enak banget?!). Komik superhero Amerika (kenapa laki-lakinya pada pake celana dalam di luar, perempuannya pake baju renang doang?). Kho Ping Hoo (judul macam Pendekar Binal/Pendekar Mata Keranjang jadi scandalous sekarang). Komik Tiger Wong. Candy-Candy. Miss Modern. Dan sejak itu terus ketagihan membaca manga. 

Sejarah bacaan Oni yang mirip? Mungkin di bagian bacaan misteri. Selain novel-novel misteri Agatha Christie, aku juga membaca majalah Misteri dan Detektif Romantika, terutama kalau sudah nggak ada bacaan lain di rumah. Kalau membaca majalah serius seperti Tempo atau Intisari pun cerita misteri dan kriminalitasnya sudah pasti dilalap juga. Tapi nggak sampai dikliping segala. Aku cuma menggunting dan mengumpulkan kolom Catatan Pinggir-nya GM, atau cerita bersambung harian di koran yang ceritanya kuanggap seru.

Bedanya, walaupun suka menggambar juga sampai bikin komik sendiri (kualitasnya cukup bikin ngikik kalau dibaca lagi sekarang), aku nggak sampai segitunya kepingin bisa menggambar komik sebagaimana layaknya artis profesional.

Membaca komik semibiografi ini, aku juga jadi teringat masa-masa waktu masih berlangganan majalah Animonster (ternyata Ekyu juara tiga lomba komiknya toh, tapi kumpulan komik submission-nya sudah hilang sekarang).

Aku juga jadi teringat pernah punya dua komik Ekyu terbitan Koloni, baik yang Fix-Up maupun yang Morte (sudah hilang juga sekarang mah). Kalau tidak salah, aku memberi rating "it was ok" buat karya mereka di Goodreads.

Lah, cerita masa lalu komikusnya malah lebih entertaining buatku ketimbang buku komik pertama mereka, yang proses pembuatannya sampai bikin stress dan berdarah-darah?

Eniwei, mungkin aku perlu membeli dan melihat lagi karya-karya mereka setelah membaca komik behind the scene-nya ini :)

View all my reviews

2016 Fox's Library Weeding Programme [=Giveaway] #1

Pertama-tama perlu kutegaskan bahwa: bukan, ini bukan acara mantenan yang disponsori oleh perpustakaan, dan bukan pula acara menyiangi kebun punya perpustakaan.

Ini ceritanya BERES-BERES PERPUSTAKAAN.

Dari definisi sebelah ini, yang diambil yang paling bawah: remove an inferior or unwanted component of a group or collection.

Gitu.

Mumpung lagi long weekend dan mudik ke Cirebon, aku mulai mencoba beres-beres perpustakaan pribadi. Bukan apa-apa, ruang perpustakaan dan kamar pribadi rasanya sudah cukup dipadati buku, tapi tetap saja aku rutin belanja buku mingguan, ditambah belanja buku ad hoc macam Big Bad Wolf di BSD kemarin. Jelas, gara-gara asupan buku baru, ada buku lama yang perlu disiangi dan dicarikan adopter alias pemilik barunya.

Tentu saja, aku berharap mereka yang akan mengadopsi buku-buku korban penyiangan ini benar-benar membutuhkan, ingin memiliki, atau ingin membacanya.

Anyway, karena waktu dan ruang koper yang terbatas (iyaaa, para korban terpaksa harus kubawa ke Jakarta agar proses pengiriman paket ke adopter lebih mudah), Weeding Programme tahun ini akan dilakukan secara bertahap, sesuai situasi dan kondisi.

Jadi, sekarang...


Untuk Tahap Pertama, yang akan dicarikan pemilik barunya adalah 2 set manga di bawah ini:

Set 1: Death Note Jilid 1-12, karya Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata
dan 

Set 2: Break Shot Jilid 1-16, karya Takeshi Maekawa

Sebagai informasi, kedua set manga ini kubeli dari toko buku bekas sebagai bagian dari Fox's Library Resurrection Project, alias Program BUBU (Beli Ulang Baca Ulang), demi menggantikan koleksi buku-buku favorit yang lenyap dilego orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi, namanya juga buku bekas, kondisinya bervariasi dan apa adanya, dari sangat bagus sampai cukupan.

Singkat cerita, karena m&c! sudah menerbitkan ulang serial Death Note (dan aku sudah membeli ulang semuanya) dan Elex Media Komputindo sudah menerbitkan ulang serial Break Shot edisi premium (dan rencananya aku akan membeli ulang semuanya), kedua set manga ini harus dikeluarkan dari perpustakaan.

Syarat menjadi adopter mudah saja. Peraturannya:
1. Peserta GA adalah yang memiliki alamat kirim di Indonesia
2. Pendaftaran peserta dilakukan melalui comment di bawah ini, dengan mencantumkan pula alamat email.
3. Peserta boleh mendaftar untuk salah satu set atau kedua-duanya, namun hanya boleh memperoleh satu set manga.
4. Pemenang GA akan diundi secara random untuk masing-masing set manga. Apabila berdasarkan hasil undian seorang peserta yang sama menang di kedua undian, maka untuk set kedua akan diundi kembali pemenangnya secara random.
5. Selain pengumuman di blog, pemenang akan dihubungi via email.
6. Pendaftaran GA akan berlangsung sampai tanggal 31 Mei 2016.
7. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 5 Juni 2016.
8. Keputusan mengenai pemenang tidak bisa diganggu gugat.
9. Apabila dalam waktu 3 (tiga) hari setelah pemenang diumumkan tidak ada respon, maka akan dipilih pemenang lain sebagai penggantinya.

Yuk, ikuti dan menangkan giveaway yang sangat mudah ini :))



Saturday, May 7, 2016

Break Shot Terbit Lagi!

Judul : Break Shot Vol. 1

Mangaka : Takeshi Maekawa

Penerbit : Elex Media Komputindo

ISBN : 978-602-02-8470-5

Tebal : 336 halaman

Tanggal terbit : 27 April 2016

Review :
Setelah nyaris 23 tahun sejak pertama kali terbit di Indonesia, ternyata akhirnya manga Break Shot diterbitkan lagi!

Well, terus terang aku tidak menyangka sih, sehingga waktu koleksi serial ini hilang, aku cukup kelimpungan mencari gantinya di lapak-lapak buku bekas. Buntutnya, aku terpaksa menurunkan standar dan mau membeli satu set yang kondisinya tidak bagus-bagus amat (boro-boro mint, dah!) hanya sekedar demi memiliki dan membacanya lagi.

Tentu saja, begitu tahu manga ini terbit lagi dalam edisi premium, aku langsung membelinya tanpa pikir panjang. Apalagi, selain membuat koleksiku menjadi mint lagi, ada beberapa keuntungan lain yang diperoleh dengan membeli edisi baru ini.

Apa saja keuntungannya? Yuk, kita bahas sedikit.

1. R-to-L
Yup. Sekarang kita bisa membaca manga ini sesuai versi aslinya, dari kanan ke kiri. Waktu manga baru saja diperkenalkan di Indonesia, hampir semuanya dicetak dengan versi terbalik, demi kenyamanan para pembaca Indonesia yang belum siap membaca komik ala Jepang. Walhasil, teks jadi tidak nyambung dengan gambar apabila bicara tentang kanan dan kiri. Meskipun tahu alasannya, kondisi seperti ini rada menjengkelkan, apalagi kalau yang dibaca bukan serial cantik, melainkan manga olahraga seperti Break Shot.

2. Nama-nama tokoh
Sekarang, aku jadi tahu bahwa boga lakon manga ini bernama Shinsuke Oda, bukan Chinmi. Terus terang, dulu aku sempat bertanya-tanya, apakah Takeshi Maekawa memang sengaja menggunakan nama Chinmi untuk semua jagoan di manga buatannya (Selain di Kungfu Boy dan Break Shot, nama Chinmi juga dipakai untuk terjemahan manga tentang olahraga sumo Hakkeyoi, misalnya). Ternyata tidak demikian. Di halaman-halaman awal versi terjemahan lama, tokoh utamanya sempat dipanggil Oda, tapi selanjutnya selalu dipanggil Chinmi, sehingga aku mengira nama lengkapnya Chinmi Oda. Kalau bukan Maekawa-sensei, entah siapa yang memutuskan kalau nama semua tokoh utama di manga terjemahan jadi Chinmi semua. Iya sih, chara design Maekawa-sensei memang serupa tapi tak sama, tapi tidak berarti nama tokoh utamanya juga dibikin sama, dong.

Nama tokoh-tokoh lain juga berubah menjadi nama aslinya. Seperti si Ketua OSIS/Manajer Klub Biliar Olive, misalnya, nama aslinya ternyata Asako Hayakawa. Atau rivalnya, Paul dari SMA Harapan, aslinya ternyata Ryoji Kano dari SMA Toto. Widiw, jauh banget ya westernisasi namanya! Padahal di Edge of Tomorrow saja nama Cage-nya Tom Cruise masih cukup dekat dengan nama aslinya, Keiji, di All You Need Is Kill.

3. Terjemahan dan Gambar
Bukan cuma dari sisi nama, kualitas terjemahan juga menjadi lebih baik. Untuk terbitan versi baru ini, semua istilah biliar yang digunakan menjadi lebih sesuai, belum lagi ditambah catatan kaki sebagai penjelasan bagi pembaca yang awam olahraga biliar. Dari sisi editan gambar, terutama untuk efek suara, kualitasnya juga jauh lebih baik apabila kita bandingkan secara langsung.

Well, wajar saja sih sebenarnya. Dengan rentang waktu dan perbedaan pengalaman selama 23 tahun, tentu saja kualitas terjemahan dan pengeditan gambar sudah seharusnya menjadi lebih baik.

Pendeknya, aku tidak merasa rugi membeli ulang manga Break Shot versi premium ini :P


Anyway, terlepas dari kualitas manga terjemahan versi awal, manga Break Shot termasuk salah satu manga olahraga favoritku. Setidaknya dengan membaca manga ini, aku jadi cukup mengetahui aturan permainan biliar, minimal untuk permainan 9 bola.

Dan meskipun dibandingkan cerita pada jilid-jilid awal yang cukup wajar, ceritanya semakin ke belakang semakin fantastis, dengan jurus pukulan maut dengan tongkat ajaib yang sama fantastisnya, Takeshi Maekawa-sensei sanggup menyajikan cerita manga olahraga biliar jadi sebagaimana layaknya shonen manga: penuh petualangan yang mengasyikkan dan menegangkan, dengan pertarungan duel satu lawan satu yang penuh perhitungan, jurus, tipuan, namun kadang-kadang tetap bergantung pada keberuntungan.

Break Shot: from realistic to fantastic