Pemburu Predator by Daina Graziunas
My rating: 4 of 5 stars
Pada suatu ketika, di sebuah kuis :
Q : Serial killer of serial killers.
A : Dexter Morgan, blood splatter specialist from Miami Police Departement!
Q : Wrong answer. The right answer is David Vandemark.
A : David who...?!
Sebelum baca novel ini, aku pasti sama bengongnya dengan si peserta kuis di atas, karena mengira karakter Dexter Morgan-nya Jeff Lindsey--yang serial TV Showtime-nya sering kutonton ulang--benar-benar original. Pemburu dan pembunuh para pembunuh serial, gitu lo!
Novel Thinning The Predators aka Pemburu Predator, yang diterbitkan versi terjemahannya tahun 1997 ini, sudah bercerita tentang David Vandemark, seorang pemburu para monster yang berkeliaran di tengah masyarakat. Mulanya ia seorang pengacara biasa, tapi setelah mengalami kecelakaan lift dan ketika sadar dari koma mendapati anak-istrinya telah menjadi korban pembunuh serial yang dijuluki Mr. Clean oleh FBI, eng-ing-eng.... Henshin! Jadi pemburu para pembunuh serial!
Memang sih, cara membunuhnya kurang psycho dibandingkan Dexter yang gemar mengoleksi tetesan darah korbannya dalam lempengan kaca, memotong-motong tubuh mereka, memasukkannya dalam kantong plastik, lantas membuangnya ke laut. David paling-paling cuma menembak mati para korbannya, lantas memberikan pesan pada pihak berwajib tentang siapa monster yang dibunuhnya dan di mana korban-korban sang monster berada. Tapi meskipun cara membunuhnya biasa, cara memburunya yang luar biasa: menggunakan kekuatan ESP, yang didapatkannya pada saat sadar dari koma. Jadi, seperti dalam manga Psychometrer Eiji, ia menyelidiki pembunuhan serial dan para pelakunya dengan menyentuh barang yang berkaitan dengan pembunuhan yang dilakukannya. Lebih top lagi, ia juga bisa membaca pikiran orang lain. Makin gampang deh menyelidiki dan menangkap buruannya.
Seperti halnya Dexter yang diburu oleh Sersan Doakes dan Agen Lundy, David juga diburu oleh Ira Levitt, agen FBI senior yang telah berusaha menangkapnya selama tujuh tahun. Berbeda dengan Dexter yang identitasnya masih belum terbongkar sehingga masih leluasa bekerja di kepolisian, David terus berkelana dengan berbagai identitas. Sampai akhirnya ia menemukan pembunuh serial yang memiliki kekuasaan besar, sehingga ia merasa perlu meminta bantuan Agen Levitt dan mengajaknya bekerja sama.
Pilihan mana yang diambil Agen Levitt? Apakah menangkap pembunuh serial yang sebenarnya berguna bagi masyarakat (istilah Dexter), atau menangkap dalang di balik serial Pembunuhan Keluarga Latin yang jauh lebih keji dan berbahaya?
View all my reviews
No comments:
Post a Comment