My rating: 4 of 5 stars
Historical romance kocak yang cocok untuk melepas stres, asalkan sebagai pembaca kita tidak terlalu peduli dengan plotnya yang sebagian besar berfokus pada bagaimana usaha para tokoh cowoknya agar bisa mendapatkan dan bercinta dengan cewek incaran masing-masing. Latar belakang diganti masa modern juga rasanya tidak akan mengubah cerita terlalu banyak. Zaman Vikingnya mungkin hanya untuk menegaskan kenapa cowok-cowok Viking jadi idola bagi cewek pada masa itu. Stereotipnya memang cowok Viking tinggi-besar-gagah-ganteng-pirang, jago bertarung dan ahli bercinta. Tapi yang paling penting adalah cowok Viking itu... SUKA MANDI (catatan: bukan nama daerah di Priangan). Karena berdasarkan sejarah jaman pertengahan bangsa-bangsa lain di Eropa jarang dan malas mandi (konon untuk menutupi bau badanlah orang Prancis menemukan parfum), maka cewek-cewek berbagai bangsa di Eropa jatuh cinta pada cowok Viking yang bersih dan wangi.
Novel ini berkisah tentang dua cowok kembar Viking (jelas sesuai judulnya), yaitu Toste Ivarsson dan Vagn Ivarsson, kembar identik yang hanya bisa dibedakan dengan tanda lahir berbentuk daun semanggi di paha bagian dalam Toste (yang jelas baru bisa dilihat kalau bagian bawah tubuh Toste telanjang ). Makanya meski judulnya dua Viking gambar covernya cukup satu, karena toh sama saja, mau dianggap Toste atau Vagn, silakan terserah pembaca.
Nah, konon Toste dan Vagn selalu melakukan segalanya bersama-sama. Bukan cuma lahir bersama, mereka sama-sama naik kuda pertama kali di umur tujuh tahun, naik cewek pertama kali (maaf, terjemahannya harfiah banget supaya nuansanya mirip-mirip aslinya) di umur tiga belas tahun, dan naik kapal pertama kali sebagai prajurit viking pemula di usia empat belas tahun. Mereka punya bahasa rahasia sendiri, belum lagi telepati, sehingga meski terpisah jarak yang satu bisa merasakan apa yang dialami yang lain, sakit atau terluka, misalnya. Bahkan lagi cukuran biasa saja bisa mendadak horny, kalau kembarannya memang lagi nafsu banget. Mereka tidak mau menikah, karena tak sanggup berpisah.
Alkisah setelah malang melintang bersama sampai usia tiga puluh satu tahun, barulah si kembar mulai merasa bosan terus menerus berperang, berpikir untuk pulang ke kampung halaman dan hidup berkeluarga dengan damai. Memang sih risikonya mereka yang sudah diusir dari rumah oleh sang ayah karena kelakuan mereka, harus minta pengampunan dan terpaksa menurut pada ayah dan kakak laki-laki mereka.
Baru juga berniat begitu, rombongan pasukan mereka diserang mendadak oleh pasukan Saxon. Keduanya luka parah, sama-sama mengira kembarannya tewas, dan kehidupan mereka mulai bercabang karena masing-masing ditolong oleh pihak yang berbeda.
Toste ditolong oleh biara terdekat, dan dalam prosesnya jadi tertarik dan jatuh nafsu pada Sister Esme, salah satu biarawati di sana (masih calon tapinya, karena belum disumpah sih), yang tentu saja cantik jelita.
Vagn
Sejak saat si kembar terpisah itulah novel terbagi menjadi dua cerita yang berbeda. Toste dan Vagn menjadi tokoh utama dari kisahnya masing-masing. Dan karena keduanya tukang bercanda dan humoris, jalan ceritanya jadi komedi situasi yang penuh narasi dan dialog kocak, meski kadang-kadang suka maksa. Sudah tentu, seperti diceritakan di atas, intinya adalah bagaimana prosesnya hingga Toste akhirnya dapat bercinta dengan Esme (selain plot sampingan menolong sang cewek dari ayah dan kakak-kakaknya yang kemaruk, sampai Toste sempat menyamar jadi Sister Tostina segala), atau bagaimana prosesnya hingga Vagn akhirnya dapat bercinta dengan Helga (meski sang cewek tidak ingin menikah dengannya, hanya berniat punya anak dari Vagn demi memberikan cucu bagi sang ayah). Baru menjelang novel berakhir, kedua kisah yang bercabang disatukan lagi dengan reuni si kembar yang akhirnya mengetahui kembarannya masih hidup. Tapi sebatang kara selama beberapa waktu telah menyadarkan keduanya untuk mulai menempuh dan memiliki kehidupan sendiri.
Bonus novel ini adalah tokoh Bolthor, prajurit Viking bertubuh raksasa yang bercita-cita jadi bard atau scald, yang gemar menciptakan saga-saga kocak dengan judul-judul yang tak kalah kocak. Setelah selesai baca, baru sadar bahwa novel ini adalah novel ketujuh dari serial Viking-nya Sandra Hill, dan tokoh Bolthor rupanya figuran dan hiburan tetap di seri ini. Tapi meskipun buku ketujuh, novel ini bisa dibaca terpisah dan tetap enak bisa dinikmati tanpa perlu membaca novel-novel sebelumnya.
View all my reviews