Sunday, October 26, 2014

Academ's Fury

Academ's Fury (Codex Alera, #2)Academ's Fury by Jim Butcher
My rating: 4 of 5 stars

OK.

Ternyata harapanku terkabul. Kisah Tavi si shepherd apprentice dari Lembah Calderon ternyata berkembang menjadi lebih baik pada buku kedua.

This second book is better than the first. Trust me. 

Berkat jasanya pada Perang Calderon Kedua, di mana ia berhasil mencegah usaha kudeta salah seorang High Lord Alera, Tavi dapat masuk ke akademi di ibukota dengan jaminan dari Gaius Sextus, First Lord Alera, yang menjadi patronnya. Padahal, akademi di Alera Imperia itu seharusnya hanya bisa dimasuki oleh kalangan elit yang disebut Citizen. Iyaaa... sistem kasta di Alera sedikit banyak memang mirip dengan Imperium Romawi. Kasta tertinggi memang Citizen, yang berada di atas rakyat merdeka, sementara yang terendah adalah kalangan budak. Dan Citizen adalah kasta warrior dengan bakat furycraft yang tinggi.

Tavi yang tidak bisa furycraft sama sekali jelas salah tempat di akademi, kalau di dunia Harry Potter ibarat seorang squib yang entah kenapa bisa masuk Sekolah Sihir Hogwarts. Jelasnya, seperti waktu di kampungnya, Tavi pun di-bully habis-habisan di akademi. Warga Alera yang tidak bisa furycraft? Freak! Bisa masuk akademi paling-paling karena KKN, mentang-mentang page-nya First Lord Alera!

Untungnya, Tavi mendapat beberapa sahabat karib, seperti Ehren dan Maximus. Dan untungnya lagi, Tavi tidak semata-mata belajar di akademi, ia juga menjalani pendidikan sebagai Cursor, alias agen rahasia Alera. Ini agak luar biasa sebenarnya, karena pada umumnya seorang Cursor juga mestinya memiliki furycraft yang luar biasa.

Ujian bagi Tavi di sini adalah ketika Gaius Sextus roboh dan koma karena terlalu banyak menggunakan kemampuannya untuk melindungi Alera. Bisa berbahaya kalau sampai kondisi kesehatan Gaius diketahui umum, karena bisa menciptakan instabilitas dan memberi peluang bagi para pengkhianat yang ingin menggulingkannya dari kedudukan First Lord.

Dan seperti halnya di buku pertama, novel ini tidak hanya berpusat pada Tavi, melainkan juga pada tokoh-tokoh lain seperti kisah paman Tavi, Bernard, dan Cursor Amara, yang bekerja sama dengan klan Marat untuk menumpas serbuan musuh yang sama sekali baru dan berbahaya, kaum Vord, yang mirip koloni belalang. Tidak lupa bercerita juga tentang bibi Tavi, Isana, yang malah menyeberang ke pihak musuh demi melindungi Tavi.

Seperti halnya Dresden Files, Jim Butcher gemar membuka latar belakang tokoh utamanya sedikit demi sedikit, meskipun dari judul-judul serial ini, yang ternyata spoiler habis, kita akan bisa menebak jalur karir Tavi dari buku ke buku, termasuk latar belakangnya!

Ah, well, meskipun predictable, yang penting dari sebuah cerita adalah bagaimana cara menceritakan sebuah kisah, dan Jim Butcher memang jago banget di situ. Kita bisa membayangkan setting Alera Imperia yang bak Kota Roma di zaman Julius Caesar, bisa membayangkan sistem kastanya yang dibagi berdasarkan kemampuan untuk mengendalikan kekuatan alam, sampai dapat membayangkan jalan pertempuran yang merupakan kombinasi antara permainan pedang dan furycraft!

Setting serial ini yang Romawi banget dan furycraft-nya, entah kenapa malah mengingatkanku pada manga Full Metal Alchemist yang Jerman banget dengan alchemy-nya. Namun yang paling penting adalah tokoh utama buku ini, yang karena sejak kecil tidak punya kemampuan furycraft seperti orang lain, jadi lebih mengandalkan kecerdikannya untuk mengalahkan musuh.


View all my reviews

1 comment: