My rating: 3 of 5 stars
Untuk generasi 80/90-an, kalau bicara tentang bacaan wajib remaja di kala itu tidak mungkin melewatkan serial Trio Detektif. Pada masa itu, aku turut membaca semua jilid terjemahannya baik dengan cara pinjam dari teman atau taman bacaan. Namun serial ini tidak masuk daftar prioritas untuk dibeli dan dikoleksi, maklumlah, namanya juga anak sekolah dengan uang saku terbatas. Dari sekian puluh jilid, buku Trio Detektif yang kumiliki masih bisa dihitung jari, sebelah tangan pula.
Jadi, ketika mengetahui GPU menerbitkan ulang serial Trio Detektif, aku pun membeli versi terbarunya ini.
Dan, kesan setelah membaca ulang buku pertama Trio Detektif ini adalah....
1. Wow! Betapa waktu telah lama berlalu!
Buku ini langsung membuatku sadar bahwa setting-nya berada di masa lalu. That 70's Show! Pembaca sama sekali tidak bisa membayangkan bahwa para tokoh utama buku ini, Jupiter Jones, Pete Crenshaw dan Bob Andrews, beraksi di abad 21.
Mengapa? Jelas karena teknologi yang digunakan.
Please deh... para remaja di novel ini masih terkagum-kagum pada telepon di mobil Rolls Royce yang berhak digunakan Jupiter Jones berkat menang undian. Di zaman novel ini terbit pertama kali, yaitu di akhir 1960-an, bahkan di zaman ketika aku pertama kali membacanya, telepon di mobil (bukan mobile phone) benar-benar masih kemewahan yang tak bisa dinikmati rakyat jelata. Tapi sekarang, di zaman pengemis yang nongkrong di jembatan penyeberangan saja bermodalkan telepon seluler, telepon mobil jelas-jelas sudah amat sangat ketinggalan zaman.
2. Tidak ada lagi Alfred Hitchcock!
Sutradara ternama yang memberikan endorsement gratis bagi Trio Detektif bukan lagi Alfred Hitchcock. Padahal seumur-umur aku membaca serial ini, namanya selalu nampang lebih dulu dari nama Trio Detektif, seperti di cover depan versi jadul novel ini:
Wohoho, lebih gede ukuran font buat tulisan Alfred Hitchcock-nya ketimbang Trio Detektif-nya. Dan itu potret sang sutradara dengan pose khasnya jelas sekali. Omong-omong tentang cover jadul tahun 80-an ini, gambaran ketiga remaja yang jadi boga lakon serial ini kenapa tua banget kayak orang kantoran ya?
Alfred Hitchcock sudah meninggal dunia tahun 1980, jadi mungkin untuk konsumsi pembaca remaja jaman sekarang, sutradara film yang "dipaksa" memberikan endorsement bagi Trio Detektif diubah namanya menjadi Albert Hitfield, sehingga jadi sama fiktif-nya dengan para tokoh utama. Dan tentunya, karena itu tidak pantas lagi dipasang di cover buku untuk menarik perhatian.
3. Copyright
Menilik halaman copyright, penerbitan ulang serial Trio Detektif ini tidak dari Random House lagi, melainkan dari Franckh-Kosmos Verlags-GmbH & Co, KG, Stuttgart, Germany. Aku tidak tahu alasannya. Barangkali ada yang bisa memberikan pencerahan?
Untungnya, terjemahan novel ini tetap menggunakan terjemahan lama dari Agus Setiadi. Coba kalau tiba-tiba menggunakan versi Jerman. Jupiter Jones-nya bisa-bisa ganti nama jadi Justus Jonas. Lah, kan nantinya nggak bisa dipanggil Jupe (tidak ada hubungannya dengan penyanyi dangdut tertentu).
4. Tokoh Utama
Um... kenapa ya, kalau dipikir-pikir lagi, otak kelompok detektif ini, Jupiter Jones, karakternya mirip dengan otak kelompok detektif remaja-nya Enid Blyton di serial Pasukan Mau Tahu alias Five-Find Outers, Frederick Algernon Trotteville alias Fatty.
Bukan hanya dari kecemerlangan sel-sel kelabunya yang sama, sifat arogannya juga sama. Belum kalau kita bicara dari segi fisik, di mana keduanya juga sama-sama... montok.
Apakah Robert Arthur terinspirasi dari buku-buku Enid Blyton? Who knows.
5. Misteri
Alfred Hitchcock Hitfield butuh lokasi untuk film horornya, dan Jupe yang sok aksi menawarkan jasa mencarikan rumah hantu, tanpa meminta bayaran, melainkan endorsement untuk publisitas kisah pengalaman kelompok detektifnya.
Untuk tantangan ini, terpilihlah rumah yang terkenal berhantu selama lebih dari dua puluh tahun, Terror Castle alias Puri Setan.
Trio Detektif harus mengungkap kebenaran mengenai hantu biru yang bermain orgel, kabut kengerian, sampai jeritan menyeramkan yang membuat orang terberani sekalipun lari tunggang langgang.
Dan, spoiler alert, ternyata petualangan pertama Trio Detektif ini lebih mirip cerita Scooby-Doo ketimbang Ghostbusters. Boleh dibilang jalan cerita dan misteri hantu yang dihadapi Trio Detektif standar saja bagi mereka yang biasa nonton serial kartun Scooby-Doo.
6. Akhir Kata
Layak koleksikah serial ini?
Buatku, ya. Terlepas dari ceritanya, yang setelah kubaca ulang malah terasa jadul dan standar, aku tetap akan mengoleksi serial ini.
Alasannya sederhana saja: demi kenangan masa lalu.
View all my reviews
Emng keren banget nih buku,dulu pas liat judul2nya agk gk suka,eh pas dibaca ternyata sangat bagus dan sampai skrng pantengin terus semua bukunya,berharap gpu rilis ulng semua serinya
ReplyDeletenovel detektif emng selalu lyk ditunggu(beside buku sherlock holmes,buku2 enid blyton,dll)
*buru-buru cari bukunya
ReplyDeleteAyo, mas dion... sejauh ini sudah dirilis 10 jilid terbitan ulangnya
DeleteHana juga suka banget sama trio detektif :)
ReplyDeleteBaru beli ini buat dibaca anakku, karena koleksi lama ternyata ga ada yang seri ini (sepertimya dipinjam teman dan tidak kembali). Sempat kaget pas lihat endorse-nya koq bukan Mr. Hitchcock?
ReplyDeleteSetelah baca ini dapat sedikit pencerahan. Thanks ya ��.