Wednesday, October 29, 2014

Panca Azimat Revolusi Jilid II

Panca Azimat Revolusi Jilid IIPanca Azimat Revolusi Jilid II by Iwan Siswo
My rating: 3 of 5 stars

851 - 2014

Dan engkau, hal pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi, engkau jang tentunja anti imperialisme ekonomi dan menentang imperialisme ekonomi, engkau jang menentang imperialisme politik,--kenapa di kalangan engkau banjak jang tidak menentang imperialisme kebudajaan? Kenapa di kalangan engkau banjak jang masih rock-'n-roll-rock-'n-rollan, dansi-dansian a la cha cha cha, musik-musikan ala ngak-ngik-ngek gila-gilaan, dan lain-lain sebagainja lagi? Kenapa di kalangan engkau banjak jang gemar membatja tulisan-tulisan dari luaran, jang njata itu adalah imperialisme kebudajaan?--Penemuan Kembali Revolusi Kita, Pidato P.J.M. Presiden Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1959 Senin Djam 8.10 pagi di Istana Merdeka Djakarta.

Paduka Jang Mulia, Bapak pernah berkata agar kita djangan melupakan sedjarah... bukankah di masa muda Bapak, Bapak djuga membatja tulisan-tulisan dari luaran? Bapak djuga menikmati musik dan filem dari luaran? Mengapa Bapak boleh sedangkan kami tidak?

Paduka Jang Mulia, kalau kita mau beladjar dari sedjarah, kebudajaan Indonesia djuga merupakan hasil asimilasi dari kebudajaan luaran. Menurut Alif Danja Munsji (mungkin Bapak tahu nama lain beliau, Remy Sylado), 9 dari 10 kata dalam bahasa Indonesia adalah asing. Serius lho, Paduka. Ini bukunja (bukan terbitan luaran, penerbitnja sama dengan penerbit kumpulan tulisan Bapak ini):


Paduka Jang Mulia, saja akui memang, koleksi batjaan saja hampir 90% merupakan tulisan dari luaran, baik dalam bentuk terdjemahan maupun bahasa aselinja. Dan hampir setengah dari buku-buku saja adalah komik yang berasal dari Jepang, sedangkan sisanja novel-novel dari Inggeris dan Amerika. Dan untuk koleksi filem, kebanjakan dari Amerika tentu sadja.

Eh, kalau dipikir-pikir lagi, dari sisi itu memang benar ja, Paduka, dompet dan waktu luang saja memang terdjadjah oleh buku-buku dan filem dari luaran...

Maafkan saja bila tulisan saja ini terkesan membela diri. Padahal memang ija, sih. Maafkan saja ja, Pak, saja memang sudah addicted. Eh, saja pakai bahasa asing djadinja. Tapi, Bapak djuga suka menjelipkan kata-kata bahkan alinea bahasa Belanda pada tulisan-tulisan dan pidato Bapak. No hard feeling, ja, Pak...


View all my reviews

No comments:

Post a Comment