Tuesday, May 27, 2014

Murjangkung

Murjangkung: Cinta yang Dungu dan Hantu-hantuMurjangkung: Cinta yang Dungu dan Hantu-hantu by A.S. Laksana
My rating: 4 of 5 stars

Setelah menyadari kesalahan fatal dalam membaca petunjuk posting bareng BBI bulan ini, aku pun langsung mengecek list 10 Besar KLA 2013 di sini untuk mengecek apakah ada buku yang sudah pernah kubaca, belum pernah kureview, dan ada di rak buku perpustakaanku.

Ah, ternyata ada dua. Ada Murjangkung dan Surat Panjang tentang Jarak Kita Yang Jutaan Tahun Cahaya. Baiklah, karena waktu untuk balik lagi ke Jakarta sudah mepet dan aku belum kepingin baca Pasung Jiwa, apalagi buru-buru karena deadline posting KLA tinggal satu hari lagi, biar kubahas Murjangkung saja deh.

Buku ini kubeli di Gramedia Banjarmasin. Waktu itu aku sedang melakukan perjalanan dinas, baru pertama kali ke Banjarmasin, dan lokasi wisata kedua yang wajib kukunjungi setelah Pasar Terapung ya toko Gramedia setempat. Karena berdasarkan info teman-teman Goodreads dan BBI bahwa harga buku di luar Jawa lebih mahal, aku cuma membeli satu saja, ceritanya sih untuk dibaca pas perjalanan pesawat balik ke Jakarta. Eh ternyata... baru dibaca seminggu kemudian. Ah, sudahlah.

Apa yang menarik dari buku ini?

Jalinan kalimat yang asyik dan pilihan kata yang apik membuat cerita-cerita pendeknya  yang unik dan absurd malah terasa menarik.

Oh ya, buku ini memang kumpulan cerpen. Tapi seperti biasa kalau membahas kumcer, aku takkan membuat review per judul, hanya membahas hal-hal yang menarik saja... (baca: malas bahas satu-satu, euy!).

Cover
Gambar kapal eropa terbalik di sudut kiri atas dengan judul simpel murjangkung: cinta yang dungu dan hantu-hantu.

Siapa Murjangkung? Buat yang sering baca komik Sawung Kampret-nya Dwi Koen pasti hafal deh ini nama panggilan sayang dari Jan Pieterzoon Coen alias J.P. Coen, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang meninggal di Batavia pada tanggal 21 September 1629 pada usia 42 tahun.

Kalau cuma lihat cover depan dan tidak membaca sinopsis di cover belakang, bisa-bisa calon pembaca menuduh buku ini adalah kompilasi cerita cinta dan cerita horor yang dialami Murjangkung...

Isi
Benarkah ini terdiri dari cerita romhor (roman-horor) Murjangkung selama hidup di Indonesia?

Jelas tidak sih, tapi cerpen pertama yang berjudul Bagaimana Murjangkung mendirikan kota dan mati sakit perut menjelaskan apa yang terjadi sejak ia datang sampai meninggal di Batavia pada usia 42 tahun itu. Sakit perut? Tepatnya sih gara-gara terjangkit kolera/muntaber/disentri (pilih salah satu). Gosipnya, wabah penyakit itu disebarkan oleh tentara Sultan Agung dari Mataram yang menyerang Batavia tahun sebelumnya, tapi versi A.S. Laksana ini menyebutkan awalnya gara-gara sampah dan tahi yang dibuang di kanal oleh anak-anak buah Murjangkung sendiri.

Selain bercerita tentang hikayat Batavia dan Murjangkung, A.S. Laksana bermain-main kata dan logika pada cerpen-cerpen lainnya.

Ada cerita dari hantu yang merasuki A.S. Laksana sendiri untuk menuliskan kisah asal-usul dan keluarganya (sepertinya menarik ya, kalau memang prosesnya demikian :P), ada kisah skinwalker yang bikin merinding, dan beberapa kisah cinta yang terasa absurd yang... lebih baik tak dipikirkan logikanya kalau tidak mau pusing. Tapi itu terserah pembaca, kok.

Seperti halnya seorang penulis wanita Indonesia yang gemar menggunakan nama Nayla untuk tokohnya (bukan berarti mereka orang yang sama), A.S. Laksana sepertinya gemar menggunakan nama Seto untuk tokoh-tokoh cerpennya (kembali, bukan berarti mereka orang yang sama).

Akhir kata
Is it worth to read?

Menurutku, ya. Meskipun kebanyakan cerpennya cukup absurd dan menimbulkan banyak tanya tak terjawab dan kerutan kening yang harus segera disetrika biar tak berbekas, kumpulan cerpen ini enak untuk dinikmati karena gaya penulisannya yang asyik dan absurditas ceritanya itu sendiri :)

Review ini dibuat dalam rangka...
Tema KLA 2013

View all my reviews

6 comments:

  1. Siapa Murjangkung? Buat yang sering baca komik Sawung Kampret-nya Dwi Koen pasti hafal deh ini nama panggilan sayang dari Jan Pieterzoon Coen alias J.P. Coen, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang meninggal di Batavia pada tanggal 21 September 1629 pada usia 42 tahun.

    ^
    Baru tahu ttg yang itu.. Klo ada hub nya ama kisah nyata gini jd bikin aku makin penasaran buat baca. Susahkah menangkap maksud dr setiap cerpennya kak threez?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang ada hubungannya dengan kisah nyata sepertinya cuma cerita Murjangkung deh.

      Nggak susah sih menangkap maksud setiap cerpennya. Cuma ceritanya aneh-aneh saja :P

      Delete
  2. pilihan bahasanya juga absurd ya, mbaak X)

    ReplyDelete
  3. Hm..siap2 baca Murjangkung.
    *masuk ke list bacaan berikutnya*

    ReplyDelete
  4. aku inget mba threz baca ini pas kita kopdaran di bintaro rumahnya yuska, baca di taksi sama aku hahaha... aku jadi penasaran sama buku ini sejak itu soalnya XD dan baru tau kalo murjangkung yang dimaksud adalah si tokoh belanda...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... iya, mbak astrid. Bacanya bulan September tahun lalu. Udah lupa-lupa ingat isinya, jadi bikin review seingatnya nih... #skimmingdikit #kejartayangposbaraja :P

      Delete