Saturday, February 28, 2015

The King's Speech

Judul : The King's Speech: How One Man Saved The British Monarchy

Penulis: Mark Logue & Peter Conradi

Pertama kali terbit: 2010

Pertama kali dibaca tanggal : 21 April 2011

Dibaca ulang tanggal : 26 Februari 2015

Review:

"The Quack who saved a King", begitukah julukan di sebuah surat kabar Inggris tahun 1930-an bagi speech therapist Lionel Logue. Sebagai rakyat biasa, bukan warga negara Inggris pula, melainkan Australia, ia sangat berjasa bagi Keluarga Kerajaan Inggris di paruh awal abad ke-20.

Berjasa? Dalam hal apa?

Logue menolong Pangeran Albert Frederick Arthur George, Duke of York, yang terkenal gagap dan susah bicara (di depan publik pada umumnya), menyelamatkan reputasi dan harga dirinya, yang menjadi lebih penting ketika sang pangeran terpaksa harus naik takhta dan menjadi King George VI, setelah kakak sang pangeran, King Edward VIII melepaskan gelar dan jabatannya demi cinta.

Buku ini merupakan biografi singkat, dari sisi Lionel Logue maupun King George VI, yang menceritakan hubungan erat antara speech therapist dan pasiennya, dengan sumber antara lain surat-surat dan dokumen pribadi keluarga Logue.

Awalnya, Mark Logue, cucu dari Lionel Logue, didatangi pihak produser yang tengah mempersiapkan pembuatan film The King's Speech (yang disutradarai oleh Tom Hooper dan dibintangi oleh, tentu saja, Colin Firth), dan membutuhkan bahan-bahan otentik yang bisa mendukung cerita. Setelah mencari-cari di gudang pribadi, maupun gudang saudara-saudara yang lain, terkumpullah dokumen yang cukup lengkap, yang juga dipakai para aktor untuk lebih mendalami peran mereka.

Karena bentuknya berupa biografi, bagi yang berharap mendapatkan isinya berupa novelisasi versi filmnya, jelas akan kecewa. Tapi buku ini penting sebagai pelengkap versi film. Mengapa? Kita akan lebih mengetahui masa lalu Lionel Logue dan King George VI. Bagaimana Logue bisa menjadi speech therapist? Seperti apa masa kanak-kanak King George VI (status pangeran malah membuatnya jadi korban bully di sekolah)? Dan tentu saja, bagaimana mereka akhirnya bertemu dan kemudian tetap bersahabat sampai akhir hayat.

Setelah membaca fakta-fakta sejarah dalam buku ini, tentu saja kita akan menyadari bahwa versi film merupakan dramatisasi, dengan timeline yang dipersingkat, dan sudah pasti banyak adegan atau dialog yang mungkin direka-reka sendiri, misalnya, metode yang digunakan Logue, karena tidak ada catatan sama sekali.

Dari latihan vokal...

Latihan diafragma...
Sampai latihan mengumpat...
Ada untungnya saudara perempuan Colin Firth juga seorang speech therapist, sehingga meskipun belum tentu terapi aneh-aneh yang digunakan dalam versi film sama dengan yang sebenarnya, kemungkinan besar memang metodenya memang efektif.

Dan tentu saja, buku ini dilengkapi foto-foto. Jadi jangan kaget kalau ternyata tampang para tokoh utamanya berbeda jauh dengan aktor-aktor yang memerankannya. Yah... namanya juga film, yang dibutuhkan adalah kemampuan akting yang membuat penonton terpesona sehingga segala perbedaan fisik bisa dimaafkan dan dilupakan :)

... wajar kalau sempat ada yang memprotes waktu casting CF sebagai King George VI diumumkan
Minimal sisiran rambutnya mirip sih...
Yah... sudahlah....
Buku ini kubaca dan kureview dalam rangka mengikuti event BBI bulan Februari ini:

Tema : Profesi
In the past, all a King had to do was look respectable in uniform and not fall off his horse. Now we must invade people's homes and ingratiate ourselves with them. This family's been reduced to those lowest, basest of all creatures. We've become actors!

No comments:

Post a Comment