My rating: 5 of 5 stars
Efek Pride & Prejudice membuatku akhirnya membaca novel klasik yang satu ini. Apa hubungannya P&P dengan Dangerous Liaisons? Benang merahnya kembali pada Colin Firth (lagi?!). Gara-gara Mr. Darcy-nya yang cute, aku mencari dan mendownload film di mana dia masih lebih muda lagi, Valmont (1989), yang disutradarai Milos Forman (Amadeus). Saat menontonnya, aku tersadar bahwa film itu adalah versi lain dari film Dangerous Liaisons tahun 1988, yang dibintangi John Malkovich, Glenn Close, Keanu Reeves dan Uma Thurman. Yang bikin penasaran, versi mana yang lebih setia pada novel aslinya?
Yang ini?
Atau yang ini?
Mendownload ebook-nya dari Goodreads, malah bikin nangis darah karena ternyata isinya dalam bahasa Prancis! Akhirnya terpaksa menyambangi Kinokuniya dan membeli novel klasik ini.
Kalau pernah baca novel chicklit yang isinya full berbalas email atau BBM, maka boleh dibilang novel klasik Pierre Cordelos de Laclos yang terbit tahun 1782 ini adalah pelopornya. Novel ini murni berisi surat-menyurat antara para tokoh yang terkait, dan dari urutan surat itulah pembaca dapat membangun jalan cerita dalam imajinasi.
Berawal dari surat Marquise de Merteuil kepada Vicomte de Valmont, yang meminta sang playboy kembali ke kota Paris dari chateau bibinya yang sudah sepuh, Madame de Rosemonde. Ia ingin Valmont membantunya membalas dendam pada Comte de Gercourt. Toh mereka punya dendam bersama, karena Gercourt pernah mencampakkan Merteuil demi Intendante yang di waktu yang sama mencampakkan Valmont. Caranya? Valmont harus merayu dan merusak kehormatan calon pengantin Gercourt, Cecile de Volanges, sepupu Merteuil yang baru saja keluar dari biara.
Valmont menolak. Selain karena gadis polos lima belas tahun terlalu gampang bagi perayu ulung berpengalaman sepertinya, dia sedang sibuk memburu tantangan yang lebih sulit, Madame de Tourvel, istri seorang hakim yang sedang menginap di chateau bibinya. Untuk rencana jahatnya, Merteuil terpaksa mengandalkan Chevalier Danceny, pemuda hijau yang naksir dan juga ditaksir Cecile. Sayangnya karena keduanya masih sama-sama polos, perkembangannya terlalu lambat bagi Merteuil.
Akhirnya keberuntungan berpihak pada Merteuil. Gara-gara surat Madame de Volanges, ibunda Cecile, kepada Madame de Tourvel, yang isinya menjelek-jelekkan dirinya, Valmont mengalami hambatan dalam usaha menaklukkan de Tourvel. Padahal ia yakin sekali wanita itu sudah hampir jatuh ke tangannya. Saking jengkelnya, Valmont berubah pikiran dan bersedia mengikuti permintaan Merteuil untuk merusak Cecile hanya untuk membalas dendam pada ibunya.
Pucuk dicinta ulam tiba. Kisah cinta terlarang Cecile dan Danceny terungkap, sehingga Madame de Volanges (atas saran Merteuil tentunya) mengungsikan Cecile ke chateau Madame de Rosemonde. Ini sih sama saja dengan menyelamatkan domba dari rubah tapi mengumpankannya ke serigala... Dengan peran sebagai kurir surat cinta antara Cecile dan Danceny, dan dengan sedikit tipu muslihat, Valmont berhasil mendapatkan kunci kamar Cecile dari gadis itu sendiri. Dan apa yang bisa dilakukan gadis polos seperti Cecile ketika sang perayu ulung membangunkannya dari tidur untuk meminta satu ciuman? Satu ciuman yang diikuti hal-hal lain yang sama sekali tak diajarkan di biara tentunya. Awalnya Cecile melawan, tapi peringatan Valmont bahwa Cecile sendiri yang memberikan kunci kamarnya membuatnya pasrah.
Cecile mengadukan peristiwa malam itu pada satu-satunya orang yang bisa dipercayanya, Merteuil. Tapi meskipun merasa malu dan bersalah, dari isi suratnya dapat diketahui bahwa ia kebingungan karena meskipun ia tidak mencintai Valmont dan terus berkata tidak, reaksi tubuhnya berbeda dengan ucapannya, dan ketika pagi hari Valmont meninggalkannya, ia malah merasa menyesal. Merteuil malah menanggapi curhat itu dengan ringan, dan malah menggarisbawahi bahwa Cecile bukannya merasa malu, tapi menikmati semua itu. Ia malah menyarankan agar Cecile tetap berhubungan dengan Valmont! Dengan polosnya, Cecile mematuhi nasehat Merteuil, sehingga Valmont akhirnya memberikan pendidikan seks lengkap hingga tingkat advance.
Dengan menjatuhkan Cecile, tidak berarti Valmont melupakan tujuan awalnya menaklukkan Madame de Tourvel. Dari surat-surat wanita itu, Valmont tahu bahwa wanita itu sebenarnya sudah jatuh cinta kepadanya, hanya saja memilih untuk kabur dan menjauhinya. Malah, sebenarnya Valmont tinggal berusaha sedikit lagi saja untuk mendapatkan wanita pujaannya itu...
Klimaks cerita dimulai pada saat Valmont menagih janji Merteuil, yang didasarkan pada taruhan mereka di awal kisah, bahwa apabila Valmont terbukti bisa mendapatkan Madame de Tourvel lantas mencampakkannya, maka Merteuil menjadi miliknya. Karena Merteuil menolak memenuhi janjinya, maka dimulailah perang di antara kedua biang kerok itu!
Lalu, bagaimana nasib Cecile, Danceny, dan Madame de Tourvel setelahnya? Pada siapakah Valmont akhirnya jatuh cinta?
Tanpa perlu menuangkan akhir kisahnya di sini, cukuplah disebutkan bahwa dalam hal kesetiaan pada novel, film Dangerous Liaisons-nya John Malkovich yang lebih setia pada cerita aslinya. Khususnya bila dilihat dari surat-menyurat antara tokohnya (yang belakangan akan menjadi bukti-bukti yang menjatuhkan Merteuil), cara Valmont mendapatkan Cecile, atau Madame de Tourvel yang jatuh sakit karena patah hati. Valmont boleh dibilang adaptasi bebas yang lebih ringan.
Ehm, tapi tentu saja... meskipun akting John Malkovich sempurna, aku lebih suka Vicomte de Valmont yang ini:
Ketimbang yang ini:
Ha... jadi murni deh menjudge aktor berdasarkan tampang. Shallow banget ya. Sorry, John, habis Colin lebih adorable dan cute sebagai Valmont sih, apalagi kalo lagi tengil dalam usaha merayu Madame de Tourvel seperti ini :
Valmont sebelum kejebur ke sungai |
Btw, ternyata naskah film Valmont ini juga membuat Colin Firth harus menjatuhkan diri ke air, dan jalan pulang ke rumah dengan pakaian basah melekat di tubuh. Huh, berarti adegan kemeja basah di P&P tidak orisinal tuh...
View all my reviews
No comments:
Post a Comment