Thursday, February 23, 2012

It Had To Be You

Mr. Darcy's DiaryMr. Darcy's Diary by Amanda Grange
My rating: 4 of 5 stars

Bagi penggemar  novel Pride & Prejudice, alur cerita novel ini bukan hal yang baru, dan endingnya juga bukan spoiler, berakhir dengan adegan yang umumnya ditunggu-tunggu para pembaca novel roman :

Mbok ya jangan tegang gitu Mas Darcy...

Novel Mr. Darcy's Diary bukanlah cerita baru, boleh dibilang mirror-story dari masterpiece Jane Austen tersebut. Bedanya, novel ini bertutur dari sudut pandang Fitzwilliam Darcy. Berhubung yang bersangkutan pelit bicara, jadi penasaran apa sih yang terlintas di benaknya sepanjang novel P&P. Kapan dia mulai jatuh cinta pada Elizabeth Bennet, setelah di pertemuan pertama dengan entengnya bilang "She's tolerable, but not handsome enough to tempt me" yang membuat Lizzie ilfil tralala kepadanya sejak awal. Kalau menonton miniseri BBC 1995-nya mungkin bisa tertebak mulai kapan Mr Darcy mulai terpesona pada Lizzie Bennet, yang tampak pada tatapan matanya yang mengguncang iman itu setiap kali melihat Lizzie. Tapi tetap saja, apa sih yang dia pikirkan? Para pembaca P&P bebas menerka-nerka sendiri, tapi Amanda Grange menuangkannya dalam bentuk novel.

Aku sendiri bertanya-tanya, apa yang dirasakan Mr Darcy setiap kali memandang Lizzie Bennet? Apakah dia fall in lust seperti dalam interview Colin Firth di novel Edge of Reasons-nya Bridget Jones?


CF: Because I think it was very important to Andrew Davies that Mr Darcy had the most enormous sex drive.
BJ: (Gasps)
CF: And, um ...
BJ: I think that came across really, really well with the acting. I really think it did.
CF: Thank you. At one point Andrew even wrote as a stage direction: "Imagine that Darcy has an erection."
BJ: Which bit was that?
CF: It's when Elizabeth's been walking across the country and bumps into him in the grounds in the early stages.
BJ: The bit where she's all muddy?
CF: And dishevelled.
BJ: And sweaty?
CF: Exactly.
BJ: Was that a difficult bit to act?
CF: You mean the erection?
BJ: (Awed whisper) Yes.
CF: Um, well. Andrew also wrote that I don't propose that we should focus on it, and therefore no acting required in that department at least.

Ups, melenceng deh... XD.
Tapi tidak, tidak... novel ini masih sesopan P&P, tidak ada deskripsi mengenai "penderitaan fisik" seperti yang ada di novel-novel historical romance modern di mana para heronya hampir tak kuasa menahan nafsu setiap kali memandang love interest-nya. Yang ada hanyalah pergulatan batin antara tertarik setengah mati pada Lizzie, tapi ilfil setengah hidup pada orang-orang di sekeliling gadis itu: Mrs Bennett yang memburu calon mantu yang berharta (wajar sih...), adik-adik Lizzie yang vulgar dan liar, etc etc...

Mengikuti cerita dari sudut pandang Mr Darcy, aku sungguh sangat memahami sikap yang diambilnya di Hertfordshire. Memasuki lingkungan baru, di mana masyarakatnya "norak" dan "vulgar" (sebut saja kampungan), di mana para bujangan eligible dipandang dari penghasilannya dan diburu-buru sebagai calon mantu secara terbuka, bagaimana tidak ilfil dan bete? Belum bahan percakapannya yang tidak bermutu. Pantas saja kalau Mr Darcy lebih memilih banyak diam dan hanya bergaul dengan orang-orang yang sudah dikenalnya dengan baik.

Terus terang, mungkin di kampungku di Cirebon aku juga bisa jadi dianggap sombong seperti Mr Darcy, karena jarang gaul dan ngobrol dengan tetangga. Bukan apa-apa, habis kalau mendengarkan obrolan mereka, yang dibicarakan tidak mutu (menurutku), sebagian besar malah gosip, baik gosip lokal maupun gosip interlokal (artis selebriti whatever). Lebih baik nggak usah ngobrol sekalian deh.

Jadi, sekagum apapun Mr Darcy terhadap Lizzie Bennet, satu-satunya gadis yang tidak terintimidasi olehnya dan tidak peduli pada kekayaannya (yang disadarinya karena gadis itu tersinggung oleh komentarnya di pertemuan pertama mereka), ia sama sekali tak mau memikirkan kemungkinan untuk menjadikan Lizzie sebagai Mrs Darcy. Tapi meskipun demikian, ia cemas waktu mendengar kabar tentang lamaran Mr Collins kepada Lizzie (lalu lega setelah tahu Lizzie menolaknya) dan cemburu kalau melihat dan mendengar Lizzie dekat dengan laki-laki lain, terutama George Wickham!

Mr Darcy sendiri, seperti halnya para makhluk Mars lainnya, kurang sensitif terhadap perasaan perempuan. Ia tidak sadar kalau Caroline Bingley berminat menjadi the next Mrs Darcy, meski tanda-tandanya sudah tampak dari awal. Ia baru ngeh waktu Caroline mulai sengit mengejek dan menghina Lizzie. Ia juga begitu pede dan yakin lamaran orang yang berasal dari kalangan terhormat dan setaraf dirinya bakal langsung diterima oleh Lizzie yang berasal dari "kalangan rendah".

Pengen rasanya nyekek Mr Darcy ini, baik saat baca P&P, nonton miniseri BBC, maupun baca novel ini, waktu dia menambahi pernyataan cinta ujug-ujugnya "You must allow me to tell you how ardently I admire and love you" dengan pidato ketidakrelaannya, karena Lizzie berasal dari golongan bawah, karena ia tidak suka pada ibu, ayah, dan adik-adik Lizzie, bahwa logika dan akal sehat membuatnya berusaha melupakan Lizzie tapi tak bisa, dan akhirnya ia terpaksa menyerah dan merendahkan dirinya sendiri dan keluarganya dengan meminta Lizzie menjadi istrinya.


Ini mau ngelamar atau ngehina sih, Mas! Yakin jawabannya iya lagi!
Sama aja kayak lamaran Mr Collins ini mah... *tendang!*

Tapi kasihan juga sih waktu dia merasa syok karena ditolak, apalagi dasar penolakannya setengahnya karena fitnah Wickham, bajingan yang pernah nyaris melarikan adik perempuannya. Sampai sini malah jadi ingat jawaban Mark Darcy waktu difitnah membawa lari tunangan Daniel Cleaver dan mematahkan hatinya, padahal yang terjadi sebaliknya. "No. My wife. My heart." Hiks...

Eh, maaf ngelantur lagi. Sampai mana tadi? Oh, ya... setelah itu kita akan dibawa simpati habis-habisan pada si kaku ini, dengan usahanya memperbaiki diri dalam bersikap lebih gentleman, bernegosiasi dengan musuhnya demi menenangkan pikiran Lizzie, ikut harap-harap cemas menunggu perubahan hati Lizzie, sampai akhirnya ikut berbahagia mendengar jawaban Lizzie, "My feelings are now different... that I am humbled to think that you can still love me... now I receive your assurances with gratitude and pleasure".

Huzza! Peduli amat keluarga Lizzie macam apa, dia kan bukan nikah dengan keluarganya. Seperti kata lagunya Frank Sinatra:

For nobody else give me a thrill
With all your faults, I love you still
It had to be you, wonderful you
It had to be you....
Senangnya, melihat Mas Darcy akhirnya bisa tersenyum lepas seperti manusia biasa. Congratulation!



Um, buat yang penasaran kapan Mr. Darcy mulai jatuh cinta pada Lizzie, Lizzie juga menanyakan hal yang sama. Dan begini jawabannya:

I cannot fix on the hour, or the spot, or the look, or the words, which laid the foundation. It is too long ago. I was in the middle before I knew I had begun.
Co cweet...

Catatan: Aku menulis review ini cukup panjang sebagai permohonan maaf atas review P&P, yang terus terang saja, hampir tidak ada reviewnya, karena terlalu berfokus pada oh-look-mr.darcy-is-so-cute-and-adorable-and-I-fall-in-lustlove-with-him.




View all my reviews

2 comments: