By : Steven Moffat, Mark Gatiss, Jay
Penerbit : m&c!
Tebal : 216 halaman
Dibeli di : Gramedia.com
Harga beli : Rp. 35.000,- (diskon 30%)
Dipesan tanggal : 19 Januari 2017
Diterima tanggal : 29 Januari 2017
Dibaca tanggal : 03 Februari 2017
Review :
BEWARE: REVIEW MANGA INI SANGAT BIAS, karena dibahas oleh salah seorang penggemar serial teve Sherlock, yang sudah menonton semua episodenya berulang kali, apalagi episode pertama season pertama yang diwujudkan dalam bentuk manga ini.
Omong-omong, manga ini
termasuk ke dalam golongan manga yang amat sangat terlambat sekali muncul versi
terjemahan resminya di Indonesia, karena baru terbit tanggal 11 Januari 2017,
saat Sherlock Season 4 sudah tayang. Memang sih aku sudah pernah membaca versi scanlation-nya,
tapi tentu saja aku merasa wajib punya begitu m&c! merilis manga ini.
Oke, sekarang kita bahas
singkat saja yuk...
1. Cover
Begitu segel plastik
dibuka, ternyata cover manga ini berupa flap cover! Jadi nostalgia nih,
teringat masa-masa waktu manga (versi Elex Media) pertama kali terbit di
Indonesia.
cover depan |
cover belakang |
Ada gambar hitam putih
Mycroft Holmes dan John Watson di cover bagian dalamnya! Salah satu
pertimbangan dihilangkannya flap cover untuk manga di
Indonesia sudah pasti untuk menekan biaya. Manga ini harganya lumayan mahal,
lebih dari dua kali harga manga biasa saat ini. Kebetulan saja aku belinya pas
ada diskon 30% di Gramedia.com.
2. Artwork & Chara
Design
Artworknya rapi, dan
boleh dibilang seperti storyboard yang cukup detail untuk
episode pertama serial tevenya. Sedetail apa? Untuk gambar background,
wallpaper dan segala pernak-pernik berantakan yang ada di Flat di Baker Street
221B, misalnya.
Tapi sejujurnya, aku
tidak terlalu suka dengan chara design-nya. Sepertinya dari semua
chara yang ada, menurut pendapatku cuma chara design Sherlock
yang mendekati versi serial tevenya, lengkap dari tulang pipinya yang tinggi
sampai kemejanya yang kekecilan satu nomor.
3. Story
Aku sudah bilang kalau
manga ini seperti storyboard untuk episode pertama season
pertama serial tevenya, kan? Namanya juga versi adaptasi manga. Jalan cerita
dari panel ke panel mengikuti adegan dan dialog di serial tevenya.
4. Terjemahan
Karena aku sudah terlalu
sering menonton episode ini dengan teks bahasa Inggrisnya, otomatis aku jadi
ingat secara verbatim dialog yang diucapkan para karakternya. Sewaktu aku
membaca versi scanlation-nya, dialog asli dari serial teve itulah
yang dicantumkan di sana. Nah sekarang, waktu aku membaca versi terjemahan
Bahasa Indonesianya, aku malah merasa ada sesuatu yang tidak pas, karena
terdapat pergeseran makna di sana-sini. Secara keseluruhan, karena cuma
sedikit, tidak mengganggu jalan ceritanya sih, tapi tetap saja membuatku jadi
merasa gatal. Entah apa penyebabnya. Mungkinkah karena manga ini diterjemahkan
dari versi bahasa Jepangnya, sehingga menimbulkan lost in translation?
5. Verdict
Seperti peringatan di
atas, penilaian atas manga ini sangat bias. Meskipun terdapat beberapa aspek
yang tidak begitu kusukai dari manga ini, aku bersyukur serial Sherlock ada
versi adaptasi manganya, dan aku juga bersyukur akhirnya ada penerbit lokal
yang menerbitkannya secara resmi. Karena itu, apapun kekurangannya, tetap saja
manga ini kuponten :
Graphic Novels & Comic Books |
Ahh, Sherlock. Jadi pengin baca juga mbak yang versi manga. Deuuh.
ReplyDeleteSudah, baca aja... sambil nonton ulang serial tevenya lagi... :)
Delete"...sampai kemejanya yang kekecilan satu nomor."
ReplyDeleteYa ini pesonanya Sherlock Mba Treeeez, wkwkwkwkwk
Iya, iyaaaa.... >.<
Delete