Penulis : Robert B. Parker
ISBN : 0-425-20432-4
Penerbit : Berkley
Dibeli di : Clearance Kinokuniya Plaza fX Sudirman
Harga : Rp. 45.000,-
Tanggal dibeli : 10 Oktober 2015
Tanggal dibaca : 14 Oktober 2015
Sinopsis :
When Virgil Cole and Everett Hitch arrive in Appaloosa, they find a town suffering at the hands of a renegade rancher who’s already left the city marshal and one of his deputies dead. Cole and Hitch are used to cleaning up after scavengers, but this one raises the stakes by playing not with the rules—but with emotion.
Review :
Well, ternyata buku ini sebenarnya termasuk buku yang versi filmnya sudah kutonton duluan sebelum membaca bukunya:
Aku menonton film western ini karena aku suka Ed Harris (aku suka sejak menonton film The Rock, di mana dia menjadi lawan main Nicholas Cage dan Sean Connery, dan aktingnya sanggup membuatku empati dan simpati, padahal dia jadi main villain di situ). No offense buat penggemar Viggo Mortensen,ya... :))
Jadi, aku tidak merasa telah melakukan pelanggaran aturan baca pribadi ketika menonton film ini, karena aku tidak tahu bahwa film ini diadaptasi dari novel karya Robert B. Parker, bahkan merupakan buku pertama dari serial Virgil Cole & Everett Hitch (nama kedua tokoh utamanya).
Bahkan sebenarnya, sebelum menemukan buku ini di Clearance Sale Kinokuniya, serial Robert B. Parker yang mau kubaca adalah karya yang jauh lebih dulu kuketahui: Spenser, yang serial TV-nya, Spenser for Hire, pernah kutonton di RCTI pada zaman dahulu kala.
Secara umum, filmnya cukup setia dengan bukunya, dengan sedikit perbedaan di sana-sini, yang tidak mengubah cerita secara keseluruhan.
Pada intinya, novel ini bercerita tentang sepasang Peacekeeper for Hire, Virgil Cole dan Everett Hitch, yang disewa oleh dewan kota Appaloosa untuk melindungi kota, terutama dari pemilik ranch Randall Bragg (dalam film diperankan oleh Jeremy Irons) dan anak buahnya. Marshall dan salah seorang deputinya sebelumnya telah tewas, sementara seorang deputi lainnya telah melarikan diri.
Cole dan Hitch telah lima belas tahun berpartner dalam bisnis keamanan, dan setiap kali Cole menjadi Marshall dan Hitch menjadi deputinya. Reputasi mereka dalam bisnis ini, yang membuat kota terkacau sekalipun bisa jadi aman tenteram dalam waktu singkat, membuat mereka dipanggil ke Appaloosa.
Novel ini dituturkan dari sudut pandang Hitch, sang side-kick. Dari narasinya, kita akan tahu bahwa hubungan mereka berdua bukan sebatas bisnis, tapi lebih sebagai teman, atau malah sebagai sahabat. Sebagai seorang sahabat, Hitch telah mengenalnya secara mendalam, sehingga dapat mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan Cole hanya dengan melihat ekpresi dan reaksinya. Saking sudah terbiasa satu sama lain, mereka bisa berkomunikasi tanpa kata-kata.
Pembaca juga dapat merasakan bahwa Hitch mengagumi Cole sejak pertama kali mereka bertemu, dan tetap mengaguminya sampai saat ini. Meskipun Cole bukan penembak tercepat di dunia barat, tapi ia belum pernah kalah dalam pertempuran. Senjata Cole bukan hanya pistol. Dengan kharisma dan wibawanya, ia bisa membuat serombongan bajingan bersenjata mengkeret dan hilang nyali hanya karena tatapan dan ucapannya. Mungkin saja Hitch, sebagai mantan tentara lulusan West Point, lebih jago dengan senjata dibandingkan Cole, tapi ia tetap akan selalu bangga menjadi deputi Cole.
Seperti biasanya, dan dicantumkan dalam kontrak, Cole menetapkan hukumnya sendiri untuk kota yang dijaganya. Dalam menjaga ketertiban kota, ia dan Hitch tidak segan-segan membunuh, apabila ada orang yang berani menentang dan melawan, yang tindak mengindahkan peringatan yang telah diberikannya. Tak lama setelah dewan kota Appaloosa menandatangani kontrak, ia dan Hitch menembak mati tiga orang anak buah Bragg yang berbuat onar di bar.
"I warned them." |
Bendera perang telah dikibarkan.
Bragg tidak bisa berpangku tangan. Ia sudah menyingkirkan marshall dan deputi lama, apa bedanya dengan dua orang baru ini? Dengan membawa rombongan bersenjata, ia langsung mengkronfrontasi Cole, untuk menyatakan siapa sebenarnya yang berkuasa dan hukum siapa yang berlaku di Appaloosa.
Then he said, "This town belongs to me. I was here first."
"Can't file no claim on a town, Bragg."
"I was here first."
Cole didn't say anything. He sat perfectly still with his hands relaxed on the top of the table.
Leaning forward toward him, Bragg said, "I got near thirty hands, Cole."
"So far," Cole said.
"You proposin' to kill us all?"
"That'd be up to you boys," Cole said.
Menghadapi Cole yang santai dan kalem (tapi waspada), Bragg malah jeri dan keder sendiri. Ia memutuskan mundur dulu, tapi tentu saja tidak lupa mengumbar ancaman.
Bagi Cole dan Hitch, urusan Bragg adalah business as usual. Bukan hal baru, pekerjaan sehari-hari malah. Masalah baru datang dalam bentuk orang baru di kota, yang (bagi Hitch) bisa mengganggu stabilitas, yaitu Mrs. Allison French (diperankan oleh Renee Zellweger dalam film), janda muda yang langsung membuat Cole mabuk kepayang.
Hitch tahu benar, Cole kurang berpengalaman dengan wanita dibandingkan dirinya. Melihat Allie menggoda dengan Cole yang kikuk dan malu dengan wajah merah padam, seperti melihat kucing yang bermain-main dengan mangsanya. Ia juga tahu kalau Allie bukan wanita baik-baik, bahkan belakangan berani merayunya saat Cole tidak ada, tapi demi Cole ia memutuskan untuk merahasiakannya.
Plot berkembang dengan munculnya Whitfield, si mantan deputi yang dulu kabur, yang ingin bersaksi bahwa Randall Bragg membunuh Marshall dan deputi Appaloosa yang lama. Hal ini memberikan alasan bagi Cole untuk menangkap dan menyidang Bragg dengan tuduhan pembunuhan. Sebenarnya lebih gampang kalau Bragg melawan atau mencoba kabur waktu ditangkap, tapi tentunya urusan bakal selesai di sana.
Dengan penyidangan Bragg, situasi semakin panas. Ditambah kedatangan pemain baru, kakak beradik Ring dan Mackie Shelton, penembak bayaran kenalan Cole di masa lalu. Mereka mengaku cuma mampir untuk menonton persidangan, tapi Cole menduga mereka ada hubungannya dengan Bragg. Dugaan yang tepat, karena terbukti saat Cole dan Hitch mengawal Bragg ke penjara yang letaknya tujuh jam perjalanan kereta api, kakak beradik Shelton mencegat di jalan dengan menyandera Allie, untuk ditukar dengan Bragg!
Bagaimana selanjutnya? Apakah hukum Cole bisa ditegakkan di luar wilayah kekuasaannya? Dan bagaimana nasib Allie, ketika Cole mendapatinya sebagai jenis wanita yang bisa nempel dengan laki-laki manapun sepanjang menguntungkan baginya?
Well, tentu saja aku takkan menulis ringkasan buku dan menuangkan semakin banyak spoiler di sini (kesalahan yang sering kubuat kalau mengomentari buku). Tapi intinya, aku suka buku ini. Dan aku suka pasangan Cole dan Hitch. Mereka pasangan yang cocok dan saling melengkapi. Seperti Sherlock dan Watson barangkali. Selain kompeten di bidangnya, mereka juga termasuk makhluk langka di dunia western: berpenampilan necis, rapi, dan bersih. Gagah dan ganteng deh pokoknya. Meskipun Ed Harris sudah nyaris botak, buatku ia termasuk tipe boksi, botak tapi seksi.
Karakter Cole yang dingin kadang masih menyimpan kejutan, bahkan bagi Hitch yang sudah lama mengenalnya. Cole juga tipe langka yang rajin membaca buku. Kemauan untuk belajar ini ditunjukkan dalam humor yang ringan, di mana Cole kadang salah menggunakan kosakata tidak umum, sehingga tidak cocok dengan konteks kalimatnya, tapi biasanya Hitch tahu kosakata yang dimaksud Cole sebenarnya apa. Dalam film, biasanya Cole malah lupa kosakata yang akan diucapkannya, seringnya jadi tersendat dan menoleh pada Hitch, supaya membantunya menyebutkan kata yang dimaksud. Untungnya Hitch selalu tahu dia mau bicara apa :P
Adegan di buku dan film yang kusukai juga bukan hanya bagian aksinya, tapi juga interaksi antara Cole dan Hitch, termasuk waktu mereka sekedar mengobrol dengan santai. Hitch yang sangat mengerti dan memahami Cole dengan segala kelebihan dan kekurangannya dan Cole yang sangat mempercayai Hitch, membuatku bertanya-tanya apakah ini
Aku jadi ingin baca buku kedua serial ini!
Dan membaca serial Spenser, dengan harapan interaksi Spenser dan Hawk sama menariknya dengan interaksi Cole dan Hitch. It's buddy time!
Well, untuk semua kelebihan yang kusebutkan di atas, aku menjatuhkan vonis pada buku ini:
No comments:
Post a Comment