Penulis : Gillian Flynn
Penerbit : Phoenix Fiction, 2014
Halaman : 466
Dibeli di : Periplus Online Bookstore Indonesia
Harga beli : Rp. 102.000,-
Dipesan tanggal : 12 Desember 2014
Diterima tanggal : 19 Desember 2014
Dibaca tanggal : 27 Januari 2015
Sinopsis :
On a warm summer morning in North Carthage, Missouri, it is Nick and Amy Dunne's fifth wedding anniversary. Presents are being wrapped and reservations are being made when Nick's clever and beautiful wife disappears from their rented McMansion on the Mississippi River. Husband-of-the-Year Nick isn't doing himself any favors with cringe-worthy daydreams about the slope and shape of his wife's head, but passages from Amy's diary reveal the alpha-girl perfectionist could have put anyone dangerously on edge. Under mounting pressure from the police and the media--as well as Amy's fiercely doting parents--the town golden boy parades an endless series of lies, deceits, and inappropriate behavior. Nick is oddly evasive, and he's definitely bitter--but is he really a killer?
As the cops close in, every couple in town is soon wondering how well they know the one that they love. With his twin sister, Margo, at his side, Nick stands by his innocence. Trouble is, if Nick didn't do it, where is that beautiful wife? And what was in that silvery gift box hidden in the back of her bedroom closet?
Before:
Jujur, aku membeli buku ini karena terjerat hype. Dan karena harga versi terjemahan hanya beda tipis dengan versi aslinya, aku memilih untuk membeli versi mass market paperback bercover depan poster versi live action-nya (bagaimana lagi, aku memang suka mengoleksi novel dengan cover movie-tie-in). Tapi ternyata butuh waktu cukup lama untuk menyentuh buku ini kembali setelah menyampulnya. Baru setelah punya versi filmnya, aku mencomot buku ini dari timbunan, karena bagaimanapun salah satu prinsipku adalah wajib membaca dulu bukunya sebelum menonton versi filmnya.
Nah, tadi malam jadilah aku membaca novelnya, dilanjutkan dengan menonton filmnya. Lupa deh kalau besoknya masih harus masuk kerja pagi-pagi...
After:
Untunglah ekspektasi tinggi karena terbawa hype terbayar tuntas. I like this book. And the movie version. A lot.
Berdasarkan review sebagian teman yang sudah lebih dulu membacanya, aku mengira akan merasa bosan di awal buku karena konon alurnya lambat, tapi ternyata tidak. Bagiku sejak awal buku ini sudah page turner, aku hampir tidak pernah meletakkan buku ini sampai selesai membacanya. Dan karena penasaran atas pendapat seorang teman di kantor tentang versi filmnya, yang membuatku bertanya-tanya apakah filmnya melenceng dari novelnya atau mungkin saja temanku yang tidak menangkap ceritanya, aku langsung melanjutkan dengan menonton filmnya.
Aku tidak akan membahas ceritanya karena mereview novel ini rawan terjerumus ke jurang spoiler. Setidaknya, dari sinopsis di atas, sudah diketahui alur ceritanya. Istri hilang, diduga tewas terbunuh, dan semua petunjuk mengarah pada sang suami. Benarkah ia membunuh istrinya? Apabila ia tidak bersalah, apakah istrinya masih hidup? Apabila ia diculik, siapa yang melakukannya?
Membaca novel ini, aku langsung teringat jokes tentang suami-istri yang sikapnya berbeda waktu masih pacaran dengan setelah menikah. Sebelum menikah abang sayang, setelah menikah abang ditendang. Vice versa. Sudah umum apabila pada saat pacaran, masing-masing pihak menunjukkan sifat dan melakukan hal-hal yang berbeda dengan kepribadian aslinya, demi menyenangkan sang pacar. Lalu setelah menikah, baru ketahuan deh aslinya. Itulah inti novel ini sebenarnya.
Masalahnya, apa yang akan kaulakukan apabila setelah menikah kau merasa kecewa, karena pasangan sempurnamu ternyata tidak sesuai dengan imajinasi yang kauinginkan selama ini?
A. Pasrah. Nerimo. Mau bagaimana lagi.
B. Ya, pisah saja. Gitu aja kok repot.
C. Ubah pasanganmu menjadi sesuai imajinasimu.
Pilih salah satu.