SS-GB by Len Deighton
My rating: 4 of 5 stars
Aku suka berandai-andai.
Karena itu, aku termasuk yang menyukai cerita dengan setting What-If, atau alternate history.
Serial TV Sliders (1995-2000) yang bercerita tentang parallel universes, di mana sejarah di dunia-dunia lain berjalan ke arah yang berbeda-beda dengan dunia kita, juga salah satu serial TV favoritku. Untuk komik, serial Elseworlds-nya DC atau manga Zipang juga jadi bacaan favoritku.
Bagaimana dengan novel?
Sejauh ini Fatherland-nya Robert Harris, yang bersetting di Jerman setelah usai Perang Dunia II di mana Jerman menjadi pemenangnya, masih berada di urutan teratas novel kesukaanku. Tapi, ternyata konon Robert Harris sendiri mendapatkan inspirasi dari novel Len Deighton yang satu ini.
SS-GB bersetting di Inggris pada bulan November 1941, sembilan bulan setelah invasi Jerman yang kemudian menaklukkan dan menduduki Inggris.
Tokoh utamanya adalah Detective Superintendent Douglas Archer, detektif pembunuhan Scotland Yard yang terkenal dengan julukan Archer of the Yard, atau Sherlock Holmes tahun 1940an. Sebagai polisi, ia tetap bersikap profesional, tanpa mempedulikan siapapun yang berkuasa di Inggris.
Ceritanya sendiri dimulai dari penyelidikan pembunuhan di sebuah toko barang antik, yang entah kenapa menimbulkan perhatian pemerintah pusat di Jerman. SS Standartenfuhrer Huth diutus untuk memimpin penyelidikan, dan mengusik ketenangan Gruppenfuhrer Kellerman, yang menjabat sebagai kepala kepolisian di Inggris.
Penyelidikan pembunuhan itu membawa Archer pada kelompok bawah tanah Inggris yang ingin membebaskan sang Raja yang ditahan di Menara London serta penelitian bom atom yang dilakukan secara diam-diam oleh militer Jerman di Inggris. Bukan hanya itu, Archer juga terjebak di tengah-tegah perebutan kekuasaan antara militer Jerman dengan SS, bahkan dalam tubuh SS sendiri, karena Kellerman ingin menyingkirkan Huth yang berpotensi mengambil alih "kerajaan"-nya, sedangkan Huth ingin membersihkan kepolisian Inggris dari pejabat yang korup sekaligus berusaha mencegah militer Jerman mengambil alih kekuasaan di Inggris dari tangan sipil.
Archer yang semula hanya berprinsip menunaikan tugas sebagai detektif dengan sebaik-baiknya pun harus memilih untuk berada di pihak yang mana untuk tetap survive tanpa mengorbankan integritasnya. Membantu kelompok bawah tanah yang pernah berusaha membunuhnya karena profesinya sebagai polisi membuatnya dianggap anjing pemburu Jerman? Membantu Huth membersihkan kepolisian Inggris yang korup? Atau cukup jadi polisi yang lurus dan jujur tanpa peduli apapun yang terjadi di sekitarnya?
Dalam novel ini, karakter yang paling kusukai bukan tokoh utamanya, melainkan Standartenfuhrer Huth. Meskipun ia memilih masuk SS karena prinsip memilih pihak yang menang, dan termasuk jenis atasan yang mementingkan hasil tanpa mau tahu prosesnya, ia adalah gambaran polisi yang efektif, efisien, dan yang paling penting: bersih. Kemampuannya memahami karakter manusia dengan sangat baik membuatnya sanggup membaca strategi dan arah permainan lawan. Pada akhir novel, Huth-lah, dan bukan Archer, yang mengungkap dan menguraikan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang akan terjadi, dalam kaitannya dengan benang kusut konspirasi dan tragedi yang melibatkan Archer.
Omong-omong, kalau membaca tentang Raja Inggris di kurun waktu ini, mau tak mau yang kubayangkan adalah Colin Firth, sebagaimana penampilannya di film The King's Speech. Sayangnya, nasib Raja Inggris di kisah sejarah alternatif ini kurang menguntungkan. Sudah kalah perang, invalid, ditawan di Menara London, lalu masih juga harus... *spoiler alert*
View all my reviews
No comments:
Post a Comment