My rating: 4 of 5 stars
Synopsis:
Could there be any better place to set a horror story than an abandoned rest stop? In the Tall Grass begins with a sister and brother who pull off to the side of the road after hearing a young boy crying for help from beyond the tall grass. Within minutes they are disoriented, in deeper than seems possible, and they lost one another. The boy's cries are more and more desperate. What follows is a terrifying, entertaining, and masterfully told tale, as only Stephen King can deliver.
It's a classic!
What can I say? Novella hasil kolaborasi ayah-anak Stephen King dan Joe Hill ini, meskipun menggunakan tema cerita horor yang klasik (baca: klise), tetap gregetable (bahasa apa pula ini :P, pokoknya bikin gregetan) dan bikin merinding kayak digerumuti kepinding.
Cerita diambil dari sudut pandang kakak beradik Cal dan Becky DeMuth yang melewati Kansas dalam perjalanan ke California. Di tengah jalan, karena radio dimatikan dan kaca jendela dibuka, mereka bisa mendengar seorang anak laki-laki berteriak meminta pertolongan karena tersesat dari padang rumput yang tingginya lebih jangkung daripada tinggi manusia dewasa.
Seperti bocoran sinopsisnya, mereka pun menepikan mobil dan memasuki kerimbunan rerumputan demi memberikan pertolongan, lantas keduanya pun ikut tersesat di dalamnya...
Sumpah. Ini asli predictable banget. Horor klasik yang bahkan formulanya sudah sering dipakai Stephen King di cerpen-cerpennya yang terdahulu. Tapi yang membedakan memang bagaimana cara menyajikannya...
Premis cerita sudah bisa diraba ketika Cal dan Becky mendengar suara lain selain suara sang anak, yaitu suara ibunya. Sementara sang anak menjerit-jerit minta tolong, sang ibu malah berusaha mencegahnya...
Setelah berputar-putar tak karuan, Cal dan Becky sendiri akhirnya menyadari ada yang tidak beres setelah meloncat ke ketinggian untuk melihat posisi mereka. Meskipun baru masuk beberapa puluh langkah, mereka mendapati telah berada jauh di tengah padang rumput, bagai terhanyut gelombang ke tengah-tengah samudra luas. Dan setiap usaha kembali ke tepian malah membuat mereka terhanyut lebih jauh...
Silakan masuk ke sarangku, kata laba-laba kepada lalat |
Asli, meskipun ini cuma novella, aku menghabiskan waktu cukup lama untuk membacanya karena... takut. Saking klasiknya cerita model begini, aku sampai takut melanjutkan cerita karena khawatir atas apa yang akan terjadi pada kakak-beradik DeMuth. I know something bad will happen to them!
Bisa-bisanya aku mau saja ditakut-takuti oleh ayah-anak ini! XD
Tapi tentu saja aku akhirnya nekad melanjutkan baca. Kagok sih, dan penasaran juga.
Dan... ugh! Ugh! Ugh! Tentu saja prediksiku menjadi kenyataan in the worst worst worst way! Dan endingnya... membuatku malah jadi berpikir... the importance of being ignorance and not helping the other people!
Bagiku, ayah-anak ini memang The Kings of Horror, sesuai nama mereka!
View all my reviews
No comments:
Post a Comment