Friday, January 15, 2016

Rookies (A Delinquent / Sports Manga Review)


Judul : Rookies

Mangaka : Masanori Morita

Jilid : 1 - 24 (Completed)

Waktu baca : 1 - 2 Januari 2016

Final Verdict :



Kalau ada yang iseng mengintip timeline Goodreads-ku pada awal tahun 2016 (tapi memangnya ada orang segitu nggak ada kerjaannya, sampai men-stalking akun Goodreads orang lain?), pasti tahu ngapain saja aku pas kebanyakan orang mungkin menghabiskan long weekend tahun baru dengan berwisata atau jalan-jalan ke mall.

I was on a roll, reading manga all the time.

Awalnya, setelah serial Clover-nya Hirakawa-sensei mentok di jilid 28 (dari total 42 jilid), aku mencari-cari manga berandalan lain, lantas menemukan dan membaca serial Rokudenashi Blues karya Morita-sensei. Ternyata manga ini sudah mentok di jilid 14 (padahal dari total 42 jilid juga!). Untungnya, ada karya lain Morita-sensei yang sudah tamat, dan itu adalah serial manga Rookies ini, yang kubaca langsung 24 jilid, back to back.


rook·ie
ˈro͝okē/
noun
informal
plural noun: rookies
  1. a new recruit, especially in the army or police.
    "a rookie cop"
    • a member of an athletic team in his or her first full season in that sport.


Sinopsis:
Koichi Kawato is the new Japanese teacher at the ill-famed Futakotamagawa high school, whose baseball club is composed of thugs and bullies who have been suspended for a year from all school competitions, for causing a brawl during an official match. The newly appointed teacher finds that the club members left are only interested in women, smoking and doing nothing until, under Kawato's guidance, they discover a new dream called the Koshien. However, the road to the Koshien is far from easy as many obstacles await them.


Ya. Ini bukan hanya manga berandalan, tapi juga manga olahraga, di mana olahraganya adalah baseball.

Bicara tentang manga berandalan/olahraga baseball, otomatis dari sekian banyak serial manga yang kubaca, yang langsung teringat adalah serial The Pitcher-nya Kei Sadayasu :
dan Wild Base Ballers-nya Toru Fujisawa.

Judul pertama berfokus pada Magoroku Kai, pemuda yang memiliki bakat luar biasa sebagai seorang pitcher namun juga sangat jago berantem sehingga karir baseball dari jaman SMA dan pro di Jepang sampai jaman Major League di AS berkelindan dengan kelakuan premannya. Judul kedua berkisah tentang sekolah anak nakal di Hokkaido yang kedatangan murid baru yang bukan hanya jago berantem tapi juga berbakat dalam baseball, yang disusul dengan usaha untuk membangkitkan kembali klub baseball yang sudah mati suri.

Rookie jelas lebih mirip dengan serial manga kedua

Bedanya, selain jalan ceritanya yang lebih panjang sehingga tidak terasa terburu-buru dan menggantung seperti WBB, dari deskripsi sinopsisnya jelas bahwa fokus atau karakter yang paling penting di serial ini adalah Koichi Kawato, seorang guru muda idealis yang baru direkrut oleh SMA Futakomagawa. Tugasnya di sekolah baru, selain mengajar Bahasa Jepang Modern, tidaklah gampang. Sebagai pembimbing klub baseball, yang tengah dilarang bertanding karena berkelahi di pertandingan resmi, ia bertekad untuk membangkitkannya kembali dan memberikan kesempatan baru pada para anggotanya untuk meraih mimpi para atlet baseball SMA: Stadium Koushien.

Koichi Kawato adalah seorang rookie dalam arti sebenarnya. Masih berusia 24 tahun, belum setahun mengajar waktu dikeluarkan dari sekolah lamanya karena kasus memukul murid sampai hampir mati. Justru karena kasusnya itu, Kawato direkrut oleh kepala sekolah SMA Futakotamagawa, yang selain sebagai guru juga sebagai pembimbing klub baseball. Sebenarnya sekolah ini bukan sekolah khusus berandalan macam Suzuran atau Housen di Crows atau Hanasaki di Clover, tapi anggota klub baseball yang tersisa ternyata hampir semuanya anak berandalan yang tidak bisa diatur dan ditakuti para murid lain. Maksud terselubung sang kepsek merekrut Kawato adalah untuk menimbulkan keributan di antara mereka, yang harapannya berakhir dengan keluarnya murid-murid bermasalah itu dengan Kawato sebagai kambing hitamnya.

Rencana sang kepsek ternyata tak berjalan lancar karena ia salah menilai Kawato. Kawato ternyata orang yang super positif yang selalu berusaha agar para murid memiliki mimpi, sekecil apapun mimpi itu. Kejadian di sekolah lama itu terjadi kalau dia korslet sih, yang bisa terjadi kalau tingkat toleransi dan kesabaranannya yang luar biasa itu mendadak korslet.

Selain menyoroti interaksi Kawato dengan para murid, baik murid biasa maupun anggota klub baseball, manga ini juga menyoroti perbedaan antara Kawato dengan sebagian guru lain, yang menganggap Kawato terlalu naif dan lugu dalam bergaul dengan para murid. Tapi selain itu, ada juga kok guru cantik dan seksi yang kelihatannya lumayan tertarik pada Kawato.

Alur cerita  beberapa volume awal serial manga ini cukup lambat, karena berfokus pada usaha Kawato merekrut satu demi para berandal klub baseball dengan sangat antusias, gigih dan persuasif. Karena Kawato orang yang walk the talk dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain tanpa memikirkan efeknya pada diri sendiri, perlahan-lahan, satu demi satu, anggota klub baseball terjangkit penyakit virus Kawateria, pada akhirnya mau kembali aktif berlatih! Mission accomplished!

Pada beberapa volume awal ini juga kita akan berkenalan dengan masing-masing anggota klub baseball dengan kepribadian, kelebihan, dan kekurangan masing-masing. Saking detailnya chara design untuk masing-masing chara, meskipun mereka cukup banyak, dijamin pembaca tidak bakal tertukar satu sama lain.

Komentarku untuk serial manga ini tidak banyak :
1. Artwork Morita-sensei sudah jauh lebih baik ketimbang Rokudenashi Blues.
2. Selera humor Morita-sensei cocok denganku, rupanya.
3. Serial ini khas shonen-manga sekali terutama dalam spirit, friendship, and dream. Kita tidak hanya belajar untuk selalu berpikir positif dan memiliki mimpi. Kita juga belajar bahwa tidak ada jalan pintas untuk meraih mimpi.
4. Dalam hal karakter guru baru yang tidak biasa, Koichi Kawato jauh lebih believable ketimbang Eikichi Onizuka yang terlalu ektstrim buat jadi guru teladan yang dicintai murid-murid
5. 24 jilid komik tidak cukup. I need more!!!
6. Tapi kalau ceritanya diperpanjang, sepertinya tidak pantas kalau tetap berjudul Rookies, karena baik guru dan murid asuhannya bakal tidak pantas lagi disebut rookie, melainkan sudah jadi veteran.
7. Sudah ada versi live actionnya :


Setelah menonton satu-dua episode (saat review ini dibuat, aku belum sempat menonton semua episodenya), aku merasa ada beberapa cast yang tidak pas dengan karakter di manga, terutama dari segi fisik, sehingga pas pertama melihat kita bisa tidak konek dan harus menebak dulu karakter mana yang diperankan. Terutama, entah kenapa aku kepingin Tomoya Nagase saja yang jadi Kawato.


No comments:

Post a Comment