Sunday, August 3, 2014

Tinker, Tailor, Soldier, Spy

Tinker, Tailor, Soldier, SpyTinker, Tailor, Soldier, Spy by John le Carré
My rating: 3 of 5 stars

TINKER,
TAILOR,
SOLDIER,
SAILOR,
RICH MAN,
POOR MAN,
BEGGARMAN,
THIEF.

Small children's fortune-telling rhyme used when counting cherry stones, waistcoat buttons, daisy petals, or the seeds of the Timothy grass.
--from the Oxford Dictionary of Nursery Rhymes.


Di masa aku masih menggunakan program Wordstar untuk mengerjakan tugas kuliah, aku masih jarang membeli novel berbahasa Inggris. Biasanya aku meminjamnya dari Perpustakaan ITB, dan karena koleksi novelnya sangat terbatas, paling-paling yang kupinjam novel hardcover Alistair MacLean. Tapi kadang-kadang kalau main ke Pasar Palasari atau Pasar Suci, aku menemukan dan membeli novel impor bekas yang kutuduh "sepertinya menarik". Untuk kategori thriller dan spy, di masa itu aku membeli buku-buku Jack Higgins, Robert Ludlum, dan John Le Carre. Berbeda halnya novel-novel dua penulis pertama, I didn't care to read Le Carre's novels.

Bukannya aku belum pernah mencoba membaca salah satu novelnya, tapi rasanya belum juga sepuluh halaman aku sudah memutuskan untuk DNF. Gaya penulisan Le Carre membuatku malas membacanya. Lambat. Terlalu banyak narasi. Tidak ada aksi. Malas banget. Wassalam. Bye-bye.

Pada tahun 2011 muncullah versi film adaptasi dari salah satu novel Le Carre yang kumiliki:
Aku membeli DVD-nya, dengan harapan akan terpaksa membaca bukunya yang terlantar amat sangat lama sekali entah sejak kapan itu sebelum menonton filmnya. Tapi kenyataannya, karena tetap malas membaca novelnya, filmnya juga jadi ikut-ikutan terlantar. Sampai akhirnya kutonton juga pada libur panjang tahun ini.

And you know what? Ternyata gaya filmnya sama persis dengan novel Le Carre. Lambat. Terlalu banyak layer. Terlalu banyak flashback. Tidak ada aksi. Untuk memahami plot dan kronologi ceritanya, aku perlu menonton filmnya dengan konsentrasi penuh (tidak di-multitasking dengan membaca buku atau browsing internet seperti biasa). Dua kali pula. Entah kenapa aku cukup care untuk memahami film ini. Mungkin karena deretan casting-nya yang keren. Tapi lebih mungkin lagi karena kebanyakan waktu luang di hari libur.

Tapi karena kualitas filmnya itulah aku jadi tertarik untuk akhirnya membaca bukunya. Dan pada akhirnya memahami gaya penulisan John Le Carre.

Novel spy Le Carre bukan novel aksi seperti halnya novel Alistair MacLean, Jack Higgins, Robert Ludlum, atau Tom Clancy. Tidak ada aksi tembak-tembakan. Tidak ada aksi pukul-pukulan. Tidak ada aksi  kebut-kebutan. Tidak ada ketegangan yang memacu adrenalin. Kalaupun pada kenyataannya ada, tidak diceritakan dengan gamblang, paling-paling dari narasi diketahui kalau si A ditembak, ditangkap dan diinterogasi musuh, atau si C tahu-tahu ditemukan tewas dengan leher patah. Novel spy Le Carre adalah novel drama, dan karena itu lebih mendekati dunia spy yang sesungguhnya. Dan itu jelas karena John Le Carre sendiri aslinya memang mantan agen rahasia Inggris.

Pada intinya, novel ini berkisah tentang perburuan mata-mata musuh di dalam tubuh MI6 sendiri, atau di novel ini disebut dengan istilah Circus (Btw, review ini kulengkapi foto karakter dari filmnya, karena saat membaca novelnya karakter dari filmnya yang wara-wiri di benakku). Alkisah, pemimpin tertinggi Circus, yang hanya dikenal dengan nama Control (baru tahu kalau sketsa Control dari A Bit of Fry & Laurie ternyata dari sini) sudah lama
Control (John Hurt)
curiga bahwa ada mata-mata Soviet di Circus, dan kecurigaannya menyempit pada lima petinggi di sekitarnya yang masing-masing diberinya kode berdasarkan sajak anak-anak:
Tinker: Percy Alleline (Toby Jones)
Tailor: Bill Haydon (Colin Firth)
Soldier: Roy Bland (Ciaran Hinds)
Poor Man: Toby Esterhase (David Dencik)
Beggarman: George Smiley (Gary Oldman)
Berdasarkan info yang diperoleh Control, terdapat seorang Jenderal Cekoslowakia yang akan membelot ke Inggris. Dan jenderal ini memiliki informasi tentang identitas mata-mata di Circus itu. Maka Control mengutus agen lapangan Jim Prideaux ke Cekoslowakia (di film menjadi Hungaria) dengan misi utama memperoleh informasi super penting itu.
Jim Prideaux (Mark Strong)
Misi itu gagal total. Jim Prideaux ditembak dan ditangkap pihak musuh. Sebagai imbasnya, Control dipensiunkan, dan itu termasuk orang-orang yang tidak sejalan dengan rezim pemimpin baru Circus, Percy Alleline, termasuk tangan kanan Control, George Smiley.

Beberapa bulan setelah Smiley terpaksa pensiun, masalah mata-mata Soviet di tubuh Circus muncul kembali saat agen lapangan yang menghilang dan dianggap membelot, Ricki Tarr, menghubungi Oliver Lacon, pejabat pemerintah yang bertugas mengawasi Circus.
Ricki Tarr (Tom Hardy)
Tak lama setelah Control dan Smiley meninggalkan Circus, Tarr mengupayakan pembelotan agen Soviet bernama Irina, yang memiliki informasi krusial tentang agen ganda yang diandalkan oleh Circus, yang juga bisa memberikan petunjuk tentang agen ganda di tubuh Circus. Namun permohonannya untuk membantu pembelotan Irina yang disampaikannya ke Circus ternyata bocor, karena Irina langsung dicokok dan lenyap. Sadar dirinya dalam bahaya, Tarr pun menghilang. Namun ketika jejaknya di tempat persembunyian mulai tercium, ia terpaksa kembali ke Inggris untuk melindungi diri.

Tidak bisa mempercayai siapapun di Circus, Lacon menugaskan Smiley untuk menyelidikinya. Smiley menyanggupi, namun karena ia sudah berada di luar Circus, maka untuk penyelidikan dari dalam Circus ia meminta bantuan dari Peter Guillam, 
Peter Guillam (Benedict Cumberbatch)
Secara umum, novel ini lebih mirip cerita detektif. Smiley melakukan "wawancara", menggali informasi dari orang-orang yang terlibat, dimulai dari Ricki Tarr sampai Jim Prideaux. Peter Guillam mencari dan mempelajari arsip rahasia Circus, bahkan bila perlu mencuri dan membawanya keluar untuk dibaca dan dipelajari oleh Smiley. Namun novel ini tidak hanya bercerita tentang pekerjaan sebagai mata-mata. Secara tidak langsung, novel ini juga bercerita tentang pribadi masing-masing karakternya.

Namun, berbeda dengan cerita detektif, mungkin pengungkapan tentang siapa musuh di balik selimut bukanlah hal yang paling utama. Karena pada kenyataannya, masing-masing orang yang terlibat bisa jadi sudah lama mencurigai dan menduga siapa orangnya, namun karena tidak ingin mempercayai kemungkinan itu, berusaha melupakannya dan berharap hal itu tidak benar. Sama halnya dengan kita mungkin menduga atau merasakan bahwa kita memiliki penyakit tertentu, tapi tidak mau memeriksakan diri ke dokter dan berusaha melupakannya, karena khawatir diagnosa dokter akan membenarkan dugaan kita.

Bagaimanapun, sang mata-mata adalah sahabat, panutan, kekasih atau bahkan lawan, yang keberadaannya sangat penting bagi setiap orang.


View all my reviews

1 comment:

  1. keren reviewnya mbak Indah :)
    berarti most wanted man bisa jadi, pacenya slow dan minim aksi :(

    ReplyDelete