Wednesday, November 28, 2012

Tintin In The Land Of The Soviets



Polling BBI bulan November 2012 membuatku terbelah antara keinginan ikut posting bareng novel 10 besar KLA 2012 (demi memaksa diri sendiri lebih banyak membaca karya sastra Indonesia) dan ikut posting bareng Tintin (secara sudah niat baca ulang serial Tintin setelah membaca Tintin The Complete Companion-nya Michael Farr).

Sejatinya, buatku novel KLA 2012 lebih mudah didapatkan, tinggal cari di toko buku atau Indonesian Book Fair kemarin. Tapi serial Tintin...? Kalau teringat bundelan koleksi Tintin terbitan Indira yang terkubur di salah satu dari puluhan kardus besar di gudang rumah Cirebon yang sampai sekarang belum dibongkar... Yah, karena beli yang baru sama sekali bukan pilihan, aku pun memutuskan untuk membuka koleksi scanlation pdf saja, yang sejak kudapat sepertinya belum pernah sempat kubaca sama sekali.

Dan, karena memang sudah berniat baca ulang secara berurutan, tentu saja yang dipilih bukan jilid terfavorit, tapi jilid pertama :


Petualangan pertama Tintin, sang reporter cilik, muncul sebagai suplemen anak-anak di surat kabar harian Belgia, Le Vingtiéme Siécle.Hergé, Georges Remi, yang waktu itu masih berusia dua puluh dua tahun, bekerja di surat kabar sebagai ilustrator, meskipun tidak punya latar belakang pendidikan seni formal.


Hergé belum pernah pergi ke Rusia, tapi sudah membaca sebuah buku yang terbit tahun sebelumnya, Moscou sans voiles: Neuf ans de travail au pays de Soviets, karya Joseph Douillet, mantan konsul Belgia di Rostov-on-Don. Propaganda Soviet ke dunia di luar Rusia bahwa ekonomi negara berkembang pesat menjadi target bidikan Hergé dalam komik pertamanya ini, begitu pula kegiatan polisi rahasia OGPU.


Kisah petualangan dimulai ketika dalam rangka mendapat berita luar negeri yang up to date, surat kabar “Le Petit” mengirimkan wartawan top-nya, Tintin, ke Soviet Rusia. Ditemani anjing setianya, Snowy, Tintin pun berangkat dengan menggunakan kereta api jurusan Moscow via Berlin. Ya, waktu itu wartawan top sekalipun belum mendapat fasilitas perjalanan dinas dengan pesawat terbang.

Rupanya kedatangan Tintin, yang dikhawatirkan bakal membocorkan kondisi sebenarnya Soviet kepada dunia, sangat tidak diharapkan. Jadi, kereta api yang ditumpanginya pun meledak karena bom. Catat, bom bulat hitam biasa dengan sumbu yang cukup panjang, supaya si pelaku sempat kabur duluan. Tentu saja Tintin dan Snowy selamat, meskipun gerbong kereta hancur. Cuma setelan jas kotak-kotak Tintin saja yang compang-camping. [Yap. Setelan jas kotak-kotak. Buat yang baca Tintin mulai dari jilid kesekian, akan sangat terasa tidak familiar dengan kostum Tintin di sini. Ini tentu saja di luar artworknya yang masih kasar dan sederhana itu.]

Meski kondisi gerbong hancur, Tintin belum mengerti apa yang terjadi (ignorance is bliss, gentlemen), bahkan waktu ia digelandang ke kantor polisi Berlin dan dibui dengan tuduhan menghancurkan 10 gerbong dan melenyapkan 218 orang. Ini membuktikan bahwa kita tak boleh menilai sebuah bom dari bentuknya. Meski cuma hitam bulat kecil pakai sumbu, bom itu ternyata perkasa sekali! Sampai-sampai tidak meninggalkan mayat bergelimpangan! [Kesimpulan sementara: ledakan bom menimbulkan robekan antar dimensi dan melemparkan para penumpang ke dimensi lain... ]

Tintin kabur dari penjara setelah berkelahi dengan polisi, merebut seragamnya dan mencuri sebuah sidecar. Padahal ini masih di Berlin, lho. Mending kalau identitasnya belum diketahui. Dia malah sudah jawab terus terang (dengan pose dagu terangkat sehingga tampak sombong) waktu ditanyai nama, pekerjaan, dan alamat: Tintin, wartawan, Brussels. Duh, meski tadinya memang innocent, sekarang malah resmi jadi kriminal deh.
 
Waktu dikejar mobil polisi, sidecar curian Tintin hancur, sehingga dengan cerdik (atau para polisinya yang memang bego) ia mencuri mobil para pengejarnya. Di sinilah kemudian muncul adegan yang sangat familiar buat yang pernah nonton film Indiana Jones and The Last Crusader: Tintin dan Snowy yang naik mobil dikejar-kejar dan dibom oleh pesawat terbang. Lantas, karena pada prinsipnya mencuri itu dosa, kali ini mobil curian Tintin juga hancur lagi, gara-gara ketabrak kereta api. Lagi-lagi Tintin dan Snowy selamat (iya, iya, ini cuma komik yang tidak realistis), dan nangkring di lokomotif kereta api yang kebetulan menuju Rusia...

Adegan-adegan selanjutnya, setelah Tintin tiba di perbatasan, cenderung repetitif, antara polisi rahasia yang mencoba mencelakai/membunuh si reporter berbahaya [penuh adegan aksi tempo cepat, perkelahian dan kejar-kejaran] serta usaha Tintin melanjutkan perjalanan ke Moskow (dan belakangan ke luar Soviet), hampir tanpa sempat makan (kasian deh Snowy...). Tapi di luar itu, Tintin masih sempat menyelidiki kebohongan tentang "pabrik-pabrik yang bekerja dengan kapasitas penuh" dan proses pemilu "langsung, umum, tidak bebas dan tidak rahasia" yang menggunakan ancaman (harfiah) untuk memenangkan partai yang sedang berkuasa [Partai komunis atau bukan, pemilu model begini memang efektif untuk mempertahankan kekuasaan, dan teknik yang sama juga pernah diterapkan di Indonesia]. Tintin juga diperlihatkan sibuk menulis artikel, seperti layaknya wartawan, sampai puluhan lembar, tapi tidak jelas bagaimana dia akan mengirim semuanya ke Brussels tanpa kena sensor. Dunia tanpa internet itu memang pedih, Jendral.

Oh ya, jika kita memperhatikan dari halaman pertama hingga halaman akhir, terlihat transformasi rambut Tintin, dari yang semula lebih mirip poni hingga berubah menjadi jambul yang merupakan trademarknya. Dari mana datangnya jambul? Mungkin karena keseringan naik kendaraan (apapun) dengan kecepatan tinggi, sehingga terbentuk secara alami?

Petualangan Tintin ini menjadi semacam hidangan pembuka untuk petualangan-petualangan yang akan datang. Dan karya yang selalu dikenang Hergé sebagai "dosa masa muda" ini menjadi satu-satunya petualangan Tintin yang tidak pernah digambar ulang versi berwarnanya...

4 comments:

  1. ah iya, buku pertama ini emang masih kasar dibanding berikut2nya ya...kisahnya juga lebih sederhana...baru nyadar kalo awalnya rambut si tintin berponi..mungkin jambul emang trend di rusia? hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gara-gara keseringan kena angin kencang dari depan, jadilah jambul :)

      Delete
  2. Replies
    1. Filenya lebih dari 32 MB, maksimal gmail cuma 25 MB. Kalau semua albumnya sampai 458 MB.

      Tapi kalau mbak peni datang pas IRF 2012, bisa dikopi semua kok. Nanti saya bawa laptopnya.

      Delete