Judul : Break Shot Vol. 1
Mangaka : Takeshi Maekawa
Penerbit : Elex Media Komputindo
ISBN : 978-602-02-8470-5
Tebal : 336 halaman
Tanggal terbit : 27 April 2016
Review :
Setelah nyaris 23 tahun sejak pertama kali terbit di Indonesia, ternyata akhirnya manga Break Shot diterbitkan lagi!
Well, terus terang aku tidak menyangka sih, sehingga waktu koleksi serial ini hilang, aku cukup kelimpungan mencari gantinya di lapak-lapak buku bekas. Buntutnya, aku terpaksa menurunkan standar dan mau membeli satu set yang kondisinya tidak bagus-bagus amat (boro-boro mint, dah!) hanya sekedar demi memiliki dan membacanya lagi.
Tentu saja, begitu tahu manga ini terbit lagi dalam edisi premium, aku langsung membelinya tanpa pikir panjang. Apalagi, selain membuat koleksiku menjadi mint lagi, ada beberapa keuntungan lain yang diperoleh dengan membeli edisi baru ini.
Apa saja keuntungannya? Yuk, kita bahas sedikit.
1. R-to-L
Yup. Sekarang kita bisa membaca manga ini sesuai versi aslinya, dari kanan ke kiri. Waktu manga baru saja diperkenalkan di Indonesia, hampir semuanya dicetak dengan versi terbalik, demi kenyamanan para pembaca Indonesia yang belum siap membaca komik ala Jepang. Walhasil, teks jadi tidak nyambung dengan gambar apabila bicara tentang kanan dan kiri. Meskipun tahu alasannya, kondisi seperti ini rada menjengkelkan, apalagi kalau yang dibaca bukan serial cantik, melainkan manga olahraga seperti Break Shot.
2. Nama-nama tokoh
Sekarang, aku jadi tahu bahwa boga lakon manga ini bernama Shinsuke Oda, bukan Chinmi. Terus terang, dulu aku sempat bertanya-tanya, apakah Takeshi Maekawa memang sengaja menggunakan nama Chinmi untuk semua jagoan di manga buatannya (Selain di Kungfu Boy dan Break Shot, nama Chinmi juga dipakai untuk terjemahan manga tentang olahraga sumo Hakkeyoi, misalnya). Ternyata tidak demikian. Di halaman-halaman awal versi terjemahan lama, tokoh utamanya sempat dipanggil Oda, tapi selanjutnya selalu dipanggil Chinmi, sehingga aku mengira nama lengkapnya Chinmi Oda. Kalau bukan Maekawa-sensei, entah siapa yang memutuskan kalau nama semua tokoh utama di manga terjemahan jadi Chinmi semua. Iya sih, chara design Maekawa-sensei memang serupa tapi tak sama, tapi tidak berarti nama tokoh utamanya juga dibikin sama, dong.
Nama tokoh-tokoh lain juga berubah menjadi nama aslinya. Seperti si Ketua OSIS/Manajer Klub Biliar Olive, misalnya, nama aslinya ternyata Asako Hayakawa. Atau rivalnya, Paul dari SMA Harapan, aslinya ternyata Ryoji Kano dari SMA Toto. Widiw, jauh banget ya westernisasi namanya! Padahal di Edge of Tomorrow saja nama Cage-nya Tom Cruise masih cukup dekat dengan nama aslinya, Keiji, di All You Need Is Kill.
3. Terjemahan dan Gambar
Bukan cuma dari sisi nama, kualitas terjemahan juga menjadi lebih baik. Untuk terbitan versi baru ini, semua istilah biliar yang digunakan menjadi lebih sesuai, belum lagi ditambah catatan kaki sebagai penjelasan bagi pembaca yang awam olahraga biliar. Dari sisi editan gambar, terutama untuk efek suara, kualitasnya juga jauh lebih baik apabila kita bandingkan secara langsung.
Well, wajar saja sih sebenarnya. Dengan rentang waktu dan perbedaan pengalaman selama 23 tahun, tentu saja kualitas terjemahan dan pengeditan gambar sudah seharusnya menjadi lebih baik.
Pendeknya, aku tidak merasa rugi membeli ulang manga Break Shot versi premium ini :P
Anyway, terlepas dari kualitas manga terjemahan versi awal, manga Break Shot termasuk salah satu manga olahraga favoritku. Setidaknya dengan membaca manga ini, aku jadi cukup mengetahui aturan permainan biliar, minimal untuk permainan 9 bola.
Dan meskipun dibandingkan cerita pada jilid-jilid awal yang cukup wajar, ceritanya semakin ke belakang semakin fantastis, dengan jurus pukulan maut dengan tongkat ajaib yang sama fantastisnya, Takeshi Maekawa-sensei sanggup menyajikan cerita manga olahraga biliar jadi sebagaimana layaknya shonen manga: penuh petualangan yang mengasyikkan dan menegangkan, dengan pertarungan duel satu lawan satu yang penuh perhitungan, jurus, tipuan, namun kadang-kadang tetap bergantung pada keberuntungan.
Break Shot: from realistic to fantastic |
wah ngga nyangka banyak banget bedanya :D
ReplyDeletemakasih sharingnya :D