Indonesia Dalam Infografik by
Septa Inigopatria
My rating:
4 of 5 stars
Dinamika jurnalisme selalu mengikuti perkembangan zaman, termasuk kemajuan teknologi digital. Pergerakan jurnalisme yang semula berpusat pada teks dan foto terus mengalami perubahan, seperti terlihat dalam jurnalisme infografik yang menekankan aspek visual. Buku Indonesia dalam Infografik diterbitkan dalam rangka menyambut ulang tahun ke-49 harian Kompas yang jatuh pada 28 Juni 2014, dengan menampilkan karya 17 perancang infografik, 8 artikel mengenai jurnalisme infografik, dan 45 infografik pilihan.
Penyampaian informasi dalam bentuk gambar bukan hal yang baru, kalau kita mengingat kebudayaan di masa lalu menyampaikan cerita, berita, dokumen dalam bentuk gambar, bahkan mungkin sebelum tulisan ditemukan. Contohnya bisa ditemukan pada lukisan-lukisan gua, relief candi, atau hieroglif (iya, ini memang tulisan, tapi dalam bentuk gambar). Konon, satu gambar dapat menggantikan seribu kata.
Infografik merupakan singkatan dari "informasi grafik", format unik yang digunakan secara luas, yang dicirikan dengan ilustrasi, tipografi besar, dan orientasi memanjang, vertikal yang menampilkan berbagai fakta (Jason Lankow, Infographics: The Power of Visual Storytelling).
Jurnalisme telah lama menggunakan infografik dalam penyampaian informasi, dari semula menggunakan grafik atau gambar sederhana, hingga akhirnya menggunakan program komputer khusus. Dalam hal tiga ketentuan dasar metode komunikasi verbal atau visual yang efektif (Daya Pikat, Komprehensi dan Retensi), infografik jurnalisme/editorial berada di antara tipe akademis/ilmiah dan tipe marketing.
Buku kumpulan infografik harian Kompas ini, menurut sinopsis di cover belakang maupun dalam kata pengantar di halaman awal, diterbitkan dalam rangka menyambut ulang tahun ke-49 harian Kompas yang jatuh pada tanggal 28 Juni 2014. Tapi kalau kita menilik blog infografik Kompas, buku ini diterbitkan dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun ke-69 kemerdekaan Indonesia. Entah mana yang benar, mungkin sekaligus dua-duanya. Namun, angka yang diwakili oleh buku ini lebih mendekati hari kemerdekaan Indonesia ketimbang hari lahirnya Kompas, karena buku ini disusun dengan komposisi spesial:
- 17 Perancang Infografik
- 8 Artikel
- 45 Infografik
Delapan artikel dalam buku ini khusus membahas tentang infografik, dari pengertian, perkembanagn desain, seni rupa dalam desain surat kabar, pencarian data, tren dan daya infografik di media massa, hingga variasi teknik dan alat untuk membuatnya.
Tapi, sesuai judul buku, komoditas utama buku ini adalah kompilasi 45 karya jurnalistik dalam bentuk infografik tentang Indonesia yang telah dimuat di edisi "Kompas Siang" sebagai produk digital yang terbit setiap pukul 15.00 dalam enam hari sepekan, dengan modifikasi tambahan isi dan data dan tata letak untuk mendapatkan efek visual yang lebih kuat.
Infografik apa saja yang disajikan?
45 infografik ini membahas apa saja yang berkaitan dengan Indonesia, baik kebudayaan, arsitektur, sampai ke flora dan fauna.
Ada infografik yang membahas rumah adat (Tongkonan Toraja, Mbaru Niang, Suku Baduy, Bali dan Lombok), sampai jenis-jenis perahu Nusantara. Ada juga yang khusus membahas candi, dari Candi Arjuna, Candi Cangkuang, Candi Sari, dan tentu saja Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Tentu saja dibahas pula Masjid (Masjid Agung Demak, Masjid Menara Kudus, Masjid Sunan Ampel), Keraton (Surakarta, Yogyakarta, Sumenep) sampai kelenteng (Ji De Yuan dan Tay Kak Sie). Semuanya disajikan lengkap dengan segala info singkat yang sangat mungkin kita malas membacanya apabila disajikan hanya dalam bentuk teks di buku pelajaran sejarah.
Pada infografik tentang Trowulan, kita bisa melihat info tentang perkiraan kehidupan di ibukota Majapahit itu. Sungguh, aku baru tahu di jaman itu sudah ada celengan yang berbentuk babi hutan, dan dari sanalah kemungkinan asal usul kata celengan (celeng = babi hutan). Jadi, kalau kita menyebutkan celengan babi, sebenarnya jadi redundant ya?
Ada pula infografik yang membahas gedung-gedung peninggalan sejarah. Bangunan bersejarah peninggaan Belanda yang disajikan di sini antara lain Gereja Blenduk, Gereja Katedral, Museum Benteng Vredeburg, Benteng Van Der Wijck, Kota Tua Batavia, Museum Bank Indonesia, Lawang Sewu, Gedung Sate, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Gedung Merdeka, sampai Observatorium Bosscha. Omong-omong, pas membaca tentang Benteng Van Der Wijck (nama aslinya sih Fort Generaal Cochius, tapi jadi dikenal dengan nama sekarang gara-gara ada pelat besi bertuliskan "C Van Der Wijck" di gerbang utama pintu masuk), yang teringat malah adegan film The Raid 2: Berandal, khususnya adegan battle royale brutal penuh lumpur di halaman tengahnya :D
Tentu saja, kalau bicara tentang bangunan, tidak melulu bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Ada pula bangunan yang didirikan pasca kemerdekaan, seperti Masjid Istiqlal, Gelora Bung Karno, dan Monumen Pancasila Sakti.
Pada beberapa infografik akhir, temanya sudah menjalar ke flora dan fauna Indonesia, karena membahas bunga bangkai dan bunga rafflesia (ini sebenarnya sama-sama bau, ya?), harimau sumatera, Garis Wallace, dan Pusat Primata Schmutzer di Kebun Binatang Ragunan.
Informasi dalam buku ini sedikit banyak tentunya sudah pernah kita baca dalam berbagai literatur lain, tapi buku ini meringkasnya menjadi padat dan menarik secara visual, sehingga kita akan dengan senang hati membacanya, dan kemungkinan, retensi-nya lebih lama dari informasi yang kita baca dalam bentuk teks saja.
Oh, iya, buku ini kubeli, kubaca, dan kureview, khusus untuk menyambut hari raya kemerdekaan Indonesia, dan tentu saja dalam rangka:
|
Tema Lokal/Nusantara |
Dan jika ada yang bertanya-tanya kenapa review buku tentang infografik hanya berbentuk info tanpa grafik, aku mohon maaf dan hanya dapat merekomendasikan untuk membaca bukunya secara langsung. Atau membaca infografik di Harian Kompas. Atau browsing internet langsung dengan kata kunci "infografik Indonesia". Terus terang, aku baru sadar bahwa hampir setiap hari aku telah membaca informasi dan berita dalam bentuk infografik. Bahkan, informasi dan data yang kuserap dari media gambar, mungkin malah lebih terekam jelas dalam ingatan dibandingkan informasi dan data yang kupelajari dari buku teks. Mungkin karena itulah sampai sekarang aku tetap hobi membaca manga :P
View all my reviews