Wednesday, January 2, 2019

The Ugly, The Bad, and The Good: Auwyang Hong at a Glimpse


Dalam setiap cerita, sudah pasti ada tokoh antagonis, yang memang diciptakan sebagai plot-driver untuk membuat hidup tokoh protagonisnya semakin sulit.

Dalam cerita silat karya Chin Yung yang pertama kali kukenal, Sia Tiauw Eng Hiong, terdapat segudang tokoh antagonis, dengan jadwal naik panggung yang berbeda-beda. Ada yang muncul sejak awal, ada yang baru muncul setelah tokoh kita terjun ke dunia kang-ouw, ada pula yang baru muncul di babak pertengahan tapi terus mendominasi sampai akhir dongeng.



Nah, tokoh antagonis yang akan kita bahas sekarang termasuk dalam kelompok terakhir.

Sebelum Auwyang Hong menampakkan diri pada babak Oey Yok Su mencari mantu di pulau Tho-hoa-to, pembaca sudah mendapatkan sedikit gambaran seperti apa tokoh kang-ouw paling sakti di daerah barat ini. Konon kesaktiannya sejajar dengan tiga tokoh sakti dari tiga mata angin lainnya: Ang Cit Kong dari Utara, Oey Yok Su dari Timur dan Toan Hongya dari Selatan. Dan level mereka berempat cuma sedikit di bawah sang pendiri Coan-cin-kauw. Tapi dari julukannya yang garang, See Tok alias Racun Barat, pembaca sudah dapat menduga bahwa tokoh satu ini pasti lebih sesat dibandingkan Oey Yok Su si Sesat Timur. Apalagi pembaca terlanjur kenal duluan dengan keponakannya yang ganteng-ganteng kucing garong.



Lalu benarkah Auwyang Hong sejahat yang diperkirakan?

Kalau kita melihat dari sudut pandang para tokoh utama yang sangat dirugikan oleh tindak tanduknya, tentu saja kita semua sepakat bahwa dosa-dosanya susah dimaafkan. Kalau diukur dengan 7 deadly sins, paling tidak ia menderita penyakit wrath, greed, pride,  dan envy. Ia menghalalkan segala cara dan tidak segan-segan berbuat kriminal dengan segala macam variasi dan turunannya demi mencapai tujuan utama hampir semua orang di dunia kang-ouw: menjadi jagoan nomor satu di kolong langit.

Tapi tentu saja, meskipun pada karya-karya awalnya Chin Yung cenderung menggambarkan para karakternya dengan sangat hitam putih, kalau kita mau, kita bisa kok mencari sisi positif dari setiap orang, termasuk karakter beracun seperti Auwyang Hong.



Jadi, apa saja sisi positif dari Auwyang Hong yang bisa kita ambil?

1. Ambisius
Seperti kata Gordon Gekko di Wall Street, Greed is Good. Mau seperti apa hidup manusia tanpa ambisi? Meskipun ilmu silat Auwyang Hong sudah sangat tinggi dan orang yang bisa menandinginya hanya bisa dihitung dengan jari sebelah tangan, ia tidak mudah merasa puas. Kalau di atas gunung masih ada gunung, mari kita taklukkan gunung yang lebih tinggi. Kalau di atas langit masih ada langit, mari kita bangun roket untuk menjelajahi angkasa luar. Jadi jagoan nomor satu di dunia kang-ouw? Mari kita cari dan pelajari ilmu silat yang sakti tiada tandingannya!

2. Rajin Belajar
Meskipun umurnya sudah tua, semangat belajar Auwyang Hong masih tetap tinggi. Ia juga tidak malu untuk belajar pada orang-orang muda yang belum kenal asam garam dunia, sepanjang mereka lebih menguasai ilmu yang ingin dipelajarinya. Meskipun ilmu yang dipelajarinya sangat sulit dipahami karena sudah diedit habis-habisan oleh trio Ang Cit Kong-Kwee Ceng-Oey Yong, toh ia tetap maju tak gentar walaupun harus menempuh risiko penurunan kesehatan mental.

3. Toksikolog Ahli
Julukan Racun Barat yang disandang Auwyang Hong sangat literal, bukan hanya metafora. Racun ular yang jadi andalannya bukan hasil belanja dari tukang obat kaki lima, tapi dibuat sendiri di laboratorium pribadi melalui eksperimen yang komprehensif dan ekstensif. Dan racun yang bisa ditularkan dari korban pertama pada korban-korban berikutnya? Cuma Auwyang Hong yang bisa begini!

4. Panjang Akal
Meskipun berkali-kali dikerjai orang, terutama oleh Oey Yong yang cerdik-cendekia, Auwyang Hong kerap bisa mengatasinya. Malah, siapa sangka dalam keadaan kepepet ia berhasil menemukan parasut (meskipun dengan bahan seadanya sehingga terpaksa terjun payung dari puncak tebing dalam keadaan telanjang). Tanpa ide briliannya, Kwee Ceng dan Oey Yong pasti tak kepikiran untuk mengerahkan pasukan para pertama di dunia sehingga pasukan Jenghis Khan bisa menaklukkan kota Samarkand.

5. Tidak Mata Keranjang
Kata orang, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Tapi bisa dibilang, untuk urusan ranjang, Auwyang Hong sama sekali berbeda dengan Auwyang Hok yang gemar memetik bunga tanpa izin. Iya, bisa saja sih karena sudah tua mungkin saja minatnya ke olahranjang sudah tidak sebesar waktu masih muda, tapi tetap saja tidak ada ceritanya kalau ia punya kecenderungan bersikap ganjen pada gadis-gadis cantik yang ditemuinya. Buktinya, anaknya cuma satu. Kalau ia punya anak segudang dari haremnya di Gunung Unta Putih, jelas ia tidak akan menerima Yo Kang sebagai murid!

Untuk masalah status Auwyang Hok, aku lebih memilih versi Wong Kar Wai di Ashes of Time, di mana Auwyang Hong bukannya berselingkuh dengan istri kakaknya. Ia hanya terlalu keranjingan pada ilmu silat dan mencari nama di dunia persilatan, sehingga sering meninggalkan kekasihnya. Wajar saja sih pas ditinggal lama, dalam keadaan hamil akhirnya sang kekasih terpaksa menikahi calon kakak iparnya. Yaaa, daripada anaknya lahir sebagai anak di luar nikah. Waktu itu kan belum ada hape, susah memanggil pulang Bang Toyib buat dipaksa nikah!

6. Sayang Anak
Yang ini tidak usah diragukan lagi. Meskipun status Auwyang Hok hanya “keponakan”, jelas Auwyang Hong hanya menyayanginya. Apalagi seperti halnya Hiten Mitsurugi Ryu-nya Seijuro Hiko, ilmu Auwyang Hong hanya bisa diturunkan pada satu orang dalam setiap generasi. Kalau saja nasib berkata lain, sudah pasti apapun yang dipelajari dan akan dipelajari Auwyang Hong seumur hidupnya, termasuk Kiu-im Cin-keng, semuanya akan diwariskan kepada putra semata wayangnya. Belum lagi urusan jodoh. Meskipun tahu anaknya mata keranjang, sebagai ayah yang baik ia tidak segan-segan turun tangan langsung membantu anaknya untuk meminang putri rival besarnya. Dan sayang anak ini tidak hanya berlaku untuk anak kandung, ia juga menerapkannya pada anak angkatnya, Yo Ko.

7. Ganteng
Apalagi waktu masih muda. Kalau ditanya mirip siapa, ya… kira-kira mirip Leslie Cheung, lah XD

Kumis tipis hiasan, wajah tampan rupawan

Yah, pasti sebenarnya masih banyak lagi hal-hal positif yang masih bisa kita gali dari tokoh antagonis ini. Tapi nanti malah bikin posting ngalor-ngidul ini jadi kepanjangan :)


Ada yang mau ikut menambahkan?


Catatan :
Tulisan ini sudah lama kubuat, menurut MS Word tanggal 14-02-2017, kira-kira tidak jauh jaraknya dari aku membeli-ulang-baca-ulang serial Sia Tiauw Eng Hiong-nya Chin Yung. Sekarang ku-upload saja untuk memulai postingan di tahun 2019 (selain postingan wajib challenge awal tahun). Anggap saja ini langkah awal niat lamaku untuk memposting serial tulisan yang mengulik sisi positif para villain atau tokoh antagonis dari cerita atau genre apapun. 









3 comments: