Thursday, January 26, 2017

Arcanum Unbounded: The Cosmere Collection

Judul : Arcanum Unbounded: The Cosmere Collection

Penulis : Brandon Sanderson

Penerbit : Gollancz

Tebal : Hardcover, 672 halaman

Dibeli di : Periplus.com

Harga beli : Rp. 271.000,- (10% off)

Dipesan tanggal : 13 Desember 2016

Diterima tanggal : 5 Januari 2017

Dibaca tanggal : 22 - 25 Januari 2017

Review:
Pada waktu pertama kali menerima paket buku ini, aku sama sekali tidak yakin bakal membacanya dalam waktu dekat. Mengapa? Untuk buku karya Brandon Sanderson, masih ada 3 jilid buku cetak lainnya yang sampai sekarang masih terlantar, dan dua di antaranya adalah serial Stormlight Archive, yang kalau dilihat dari tebalnya saja sudah bikin malas baca duluan. Dari penampakan dan dimensinya, buku ini juga boleh dibilang tebal.

Namun demikian, saat persediaan buku di kamar kosan menipis, akhirnya dari 4 buku Brandon Sanderson yang tersedia, buku ini kupilih duluan. Alasannya sederhana, buku ini kumpulan cerpen dan novella, jadi membacanya bisa dicicil per cerita, dan kalaupun ditinggal tidur atau kerja tak ada cerita menggantung yang dapat merongrong kesehatan jiwa. Cerita yang ada dalam buku ini juga tidak semuanya benar-benar baru, karena (selain cerpen-cerpen Sanderson yang belum pernah diterbitkan) masih berkaitan dengan buku-buku lain yang pernah kubaca sebelumnya, seperti Elantris dan serial Mistborn, misalnya.

Lalu, mengapa buku ini disebut Cosmere Collection?

Begini, bukan cuma Kevin Feige saja yang ingin semua cerita dan karakter dalam Marvel Cinematic Universe (yang masing-masing bisa dinikmati secara terpisah) sebenarnya terhubung atau berada dalam satu universe yang sama, meskipun di galaksi atau dimensi yang berbeda. Kadang-kadang ada penulis buku yang punya obsesi yang sama. Stephen King adalah salah satunya. Kalau kita teliti membaca novel-novel dan cerpennya, banyak yang berkaitan satu sama lain, terutama serial Dark Tower yang suka nyelip dan bertebaran di mana-mana.

Brandon Sanderson melakukannya dengan cara yang berbeda. Pertama, ia membangun universe yang disebutnya Cosmere, dan di universe itulah terdapat beragam tata surya, lalu di masing-masing tata surya itu terdapat planet yang ia jadikan setting ceritanya.

Ada enam tata surya yang tercantum di buku ini, yaitu:
- The Selish System (setting serial Elantris)
- The Scadrian System (setting serial Mistborn)
- The Taldain System
- The Threnodite System
- The Drominad System
- The Rosharan System (setting serial Stormlight Archive)

Konon suatu saat nanti, Sanderson berencana membuat cerita yang akan membuktikan bahwa para karakternya berada di universe yang sama. Kita tunggu saja bagaimana perkembangannya. Mungkin saja teknologi manusia di salah satu tata surya tersebut sudah begitu canggihnya sehingga nanti ada karakter yang bisa melakukan perjalanan antar sistem dengan pesawat antariksa layaknya Star Trek. Atau jalan-jalan antar sistemnya cukup dengan dengan kesaktian supranatural yang bisa membuka portal multiguna. Apa saja bisa kok, terserah pengarangnya. Toh, di serial Mistborn saja ada tokoh yang begitu sakti mandraguna sehingga dapat menggeser orbit planet mendekati atau menjauhi matahari!

Kalau dipikir-pikir lagi sepertinya serial Alcatraz dan Reckoners yang sama-sama bersetting di bumi (tapi di dimensi yang berbeda?) mungkin tidak ada kaitannya, kecuali kalau Sanderson memaksa bahwa tata surya kita juga merupakan bagian dari Cosmere-nya.

Nah, dari sekian banyak cerita yang ada di buku ini, hampir semuanya menarik dan asyik dibaca (dan ada yang dibuat dengan versi komiknya!). Tapi tentu saja, saat ini yang paling kusukai adalah cerita-cerita dari bab The Scadrian System. Bukan apa-apa, saat ini serial Mistborn masih yang paling favorit dari seluruh karya Sanderson yang sudah kubaca. Apalagi, dua dari empat cerita yang berasal dari Scadrian dilakoni oleh karakter favoritku, Kelsier, dengan setting yang berbeda. Ehm, peringatan buat yang belum selesai membaca trilogi Mistborn maupun kelanjutannya karena... SPOILERS! Terutama dari cerita Mistborn: Secret History. Kalau bisa, jangan membaca novella ini dulu sebelum selesai membaca serial utamanya.

Cerita favorit keduaku adalah cerita dari Rosharan System. Nah, konon cerita berjudul Edgedancer ini juga mengandung spoiler untuk buku Words of Radiance, buku kedua dari serial Stormlight Archive. Well, meskipun aku sudah punya 2 jilid serial ini, buku pertamanya saja, The Way of Kings aku baru sempat membaca bab-bab awal, jadi jelas aku belum mudeng dengan dunianya, dan jelas aku belum tahu apa yang menjadi spoilernya. Tapi terus terang, meskipun cerita ini boleh dibilang cuma sempilan dari dunia yang jauh lebih besar dan kompleks, jalan cerita Edgedancer sangat mudah dan enak diikuti, dan karakter utamanya, Lift serta partnernya, Wyndle, juga sangat hidup dan utuh. Cerita ini jatuhnya ke genre action comedy gara-gara witty banter karakter utamanya yang koplak.

Hm... mungkin sudah saatnya aku mulai membaca serial Stormlight Archive? Siapa tahu nanti aku bisa bertemu Lift dan Wyndle lagi, seminor apapun mereka di serial utama itu nanti. Dan siapa tahu, serial ini nanti malah bisa menggantikan kedudukan serial Mistborn sebagai serial Sanderson favoritku?

Ulasan singkat ini dibuat dalam rangka mengikuti :
Kategori: Brick Books




No comments:

Post a Comment