Friday, November 28, 2014

The 500 Hats of Bartholomew Cubbins

The 500 Hats of Bartholomew CubbinsThe 500 Hats of Bartholomew Cubbins by Dr. Seuss
My rating: 4 of 5 stars

In the beginning, Bartholomew Cubbins didn't have five hundred hats. He had only one hat. It was an old one that had belonged to his father and his father's father before him. It was probably the oldest and the plainest hat in the whole Kingdom of Didd, where Bartholomew Cubbins lived. But Bartholomew liked it--especially because of the feather that always pointed straight up in the air.

Demikian paragraf pembukaan cerita bergambar ini. Ingat lho ya, awalnya topinya cuma ada 1. Lalu bagaimana ceritanya bisa jadi 500 topi?

Bartholomew Cubbins hidup di Kerajaan Didd yang dipimpin oleh Raja Derwin. Nah, dari pertemuan antara Bartholomew dan Derwin inilah timbul plot cerita yang nyleneh.

Pada suatu hari, kereta Raja Derwin lewat di jalan raya. Seperti biasa, rakyat diperintahkan membuka topi untuk menghormati sang raja. Mendadak kereta agung berhenti di tengah jalan hanya gara-gara... Bartholomew masih mengenakan topi. Padahal ia yakin banget sudah buka topi, wong ia memegangi topi dengan kedua tangannya. Kenapa masih ada topi menclok di kepalanya?


Raja jelas ngamuk waktu Bartholomew tidak juga menurut untuk buka topi saja. Padahal, begitu Bartholomew mengambil kembali topi yang ada di kepalanya, dan ia sudah pegang 2 buah topi, tetap saja ada topi yang bertengger di kepalanya.

Bartholomew pun dituduh tukang sulap kurang ajar, dan melakukan penghinaan besar buat raja! Buntutnya ia diciduk ke istana untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tapi, diseret ke balairung dan dipaksa buka topi berkali-kali pun (sampai dicatat oleh Sir Aldric si Juru Hitung kerajaan segala), Bartholomew tetap mengenakan topi!


Raja memanggil para sesepuh istana yang dianggap serba tahu (tapi tidak punya solusi), menyuruh para pemanah jagoan memanah lepas topi Bartholomew berkali-kali (tapi tiada guna), sampai akhirnya memanggil para penyihir istana untuk melenyapkan kutukan topi ajaib itu.

Berhasilkah sang Raja? Atau ia tetap penasaran sampai akhir?

Dibandingkan dengan buku-buku Dr. Seuss lainnya yang cenderung pendek dan penuh dengan kalimat berima, penuturan buku yang satu ini layaknya buku cerita anak-anak biasa, meskipun tetap saja jalan ceritanya tidak biasa dan tetap asyik untuk diikuti karena memang bikin penasaran dan geregetan.

Anyway, sampai akhir cerita (solusinya baru ketemu setelah topi Bartholomew mencapai 500 biji), aku tidak tahu kenapa Bartholomew tidak bisa membuka topinya. Dan Dr. Seuss juga cuma bilang "But neither Bartholomew Cubbins, nor King Derwin himself, nor anyone else in the Kingdom of Didd could ever explain how the strange thing had happened."

Moral cerita yang bisa kita ambil adalah: It just "happened to happen" and was not very likely to happen again.

Atau pendeknya: udah, nggak usah dipikirin. Gitu aja kok repot.

Sebagai pembaca, kita nikmati saja jalan cerita yang nyeleneh bin absurd. Toh, di dunia ini memang terdapat banyak hal yang susah dijelaskan. Hanya orang-orang seperti Fox Mulder saja yang terus penasaran dan berusaha untuk mengungkap rahasia yang kadang tak ada jawabnya.

Oh ya, review singkat buku ini kubuat dalam rangka berpartisipasi dalam event:
Tema Angka dalam Judul Buku
View all my reviews

5 comments:

  1. Hahaha, kok bisa sih? Topinya buatan peri kali sampai bisa kayak gitu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, topinya snob abis. Dia hanya mau dilepas kalau... *spoiler alert*

      Delete
  2. Ah lucu.. nyari gambarnya dmn teh?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gambar-gambar dari buku Dr Seuss bisa di-googling kok :P

      Delete
  3. Hahaa, iya, kadang memang cerita yg 'gila' itu pada akhirnya 'udah, nggak usah dipikirin'.. tapi tetep aja suka :)

    ReplyDelete