Seandainya Saya Wartawan TEMPO by Goenawan Mohamad
My rating: 4 of 5 stars
Di Goodreads, buku ini tidak bisa ku-combine dengan buku edisi sebelumnya.
Tanya kenapa?
Pada buku edisi sebelumnya, Goenawan Mohamad hanya tercatat sebagai penulis kata pengantar saja. Tapi di halaman copyright buku jilid ini, jelas tercantum nama beliau sebagai penulisnya, meskipun kalau melihat sampul depan dan sampul belakang, sama sekali tidak ada tanda-tanda dan penampakannya. Waktu aku membeli buku ini di stand Tempo Publishing di IIBF 2014, mbak penjaga standnya sampai membuka segel plastik salah satu buku hanya supaya aku bisa mengintip dulu halaman copyright-nya karena ingin tahu siapa (atau siapa saja) penulisnya sebelum memutuskan untuk membeli (itu pun yang kubeli akhirnya malah buku yang masih tersegel, bukan buku yang sudah dibuka segelnya oleh si mbak!). Yah, meskipun yang menulis bukan GM pun kemungkinan besar aku tetap membeli buku ini sih...
Singkatnya, setelah membaca buku tipis yang tidak sampai 100 halaman ini (kecuali kalau halaman pengantar dihitung), pembaca akan mengetahui garis-garis besar penyusunan feature, yang jelas sangat berbeda dengan penulisan straight news.
Sebagai majalah mingguan, feature merupakan salah satu kekuatan utama majalah TEMPO, dan sifatnya memang long lasting, sehingga apabila kita membaca edisi lama TEMPO, bahkan terbitan belasan atau puluhan tahun yang lalu, artikel yang berupa feature masih tetap terasa enak dibaca dan perlu.
GM membaca buku untuk belajar penulisan feature karya Daniel R. Williamson, dan kemudian mengadaptasinya bersama alm. Slamet Djabarudi dengan bumbu-bumbu spesial, dan mencetaknya untuk bahan pendidikan di dalam TEMPO. Tapi sekarang, buku ini resmi dipublikasikan untuk para peminat jurnalisme pada umumnya. TEMPO mencoba menulis jujur, jelas, jernih, dan jenaka. Dengan buku ini, diharapkan yang dapat ditularkan bukan sekedar keterampilan menulis, melainkan juga jiwa yang bebas.
Secara prinsip, batasan klasik penulisan feature adalah artikel yang kreatif, subyektif, informatif, menghibur, awet, dengan panjang tulisan tidak terbatas (sepanjang masih menarik). Menulis feature bak menulis cerita pendek, karena pada hakikatnya penulis feature adalah seorang yang berkisah, seorang yang bertutur. Namun selain imajinasi (yang penting dalam cerpen guna menjalin kata dan kalimat jadi menarik), yang paling penting adalah akurasi, pengumpulan informasi yang tepat, pengejaan dan pemakaian kata (penulis itu harus profesional, bung!).
Tapi, yang asyik dalam buku ini adalah teknik-teknik penulisan feature, dengan contoh-contoh kasus, yang terus terang mampu merangsang minat pembaca untuk menulis feature!
View all my reviews
No comments:
Post a Comment