My rating: 2 of 5 stars
Selesai mengaduk-aduk tumpukan buku obral di halaman Gramedia Matraman, aku masuk ke gedung utama, dengan niat
Tidak melihat keberadaan komik The Raid, malah menemukan komik yang satu ini, dengan tulisan inspired by Indonesia's first modern silat motion picture di atas judulnya. Ohkay... pikir-pikir ini komik aji mumpung, bukan ya, mentang-mentang The Raid lagi hype? Dari cover dan sinopsisnya, inspirasi yang dimaksud kelihatannya dari film sebelumnya, Merantau. Ditambah foreword dari Ario Sagantoro, produser filmnya, sepertinya bikin komik ini dengan sowan dan ijin lebih dulu sama yang punya film.
Baiklah... seberapa terinspirasinya sih komik ini? Mari kita cek bersama...
Persamaan Prahara dan Merantau:
1. Tokoh utama pemuda Minang yang bertani tomat di kampung, belajar silat harimau, dan punya uda bernama Doni (mungkin terinspirasi nama Donny Alamsyah, yang memang jadi kakaknya Yuda/Iko di Merantau?)
2. Tokoh utama merantau ke Jakarta, naik bis dengan tulisan Cipitih.
3. Tokoh utama ketemu damsel-in-distress yang dicari-cari penjahat.
4. Tokoh utama berantem kejar-kejaran dengan para tukang pukul penjahat.
5. Big boss penjahat dua orang bule jago berantem.
6. Final fight antara tokoh utama dan dua boss bule.
Perbedaan Prahara dan Merantau:
1. Tokoh utama dapat pekerjaan, jualan hape
2. Tokoh utama punya tempat tinggal, tidak usah diam-diam nginap di proyek bangunan.
3. Damsel in distress tidak diculik penjahat.
4. Tokoh utama cari perkara (kayaknya ini judul yang lebih pas daripada Prahara) dengan masuk kantor penjahat dan mencuri buku catatan transaksi (kuno ah penjahatnya, pakai komputer dong, biar ngambil bukti transaksi cukup pakai flashdisk aja!).
5. Polisi dilibatkan untuk menangkap penjahat (sebenarnya si tokoh utama nggak perlu nyuri buku catatan transaksi segala).
6. Saat cerita berakhir, tokoh utama dan dua boss bule masih hidup.
Kesimpulan: komik ini merupakan homage dengan sedikit penyesuaian sehingga nasib tokoh utamanya lebih baik daripada Yuda di Merantau. Happy ending pula.
Catatan: Aku nggak suka gambarnya! (susah juga kalo terlalu banyak baca manga yang gambarnya jauh lebih bagus). Tapi mengingat pembuatan komik ini konon makan waktu dua tahun, dan aku selalu mendukung perkembangan komik di Indonesia, jadi meski tak suka gambarnya, tapi aku tetap menghargai usaha dan kerja kerasnya. Dua bintang deh.
View all my reviews
No comments:
Post a Comment