My rating: 4 of 5 stars
Konon, setiap orang memiliki kembaran di seluruh dunia, tak peduli ada hubungan darah ataupun tidak. Aku sendiri belum pernah bertemu orang yang mirip denganku, tapi sudah cukup sering ditegur atau disapa orang tak dikenal karena dikira kenalan mereka. Masih mending kalau mereka sadar dan minta maaf kalau kujawab salah orang, tapi pernah ada juga yang tidak mau percaya, malah ngotot memastikan berkali-kali dengan nada menuduh seolah aku yang bohong. Kalau sudah begitu, jadi kepingin cari gitar terus menyanyi sendu:"Begini nasib, tampang pasaran..."
Buat yang
mau tahu (tidak mau tahu juga gapapa sih), seperti inilah tampang yang konon
dimiliki lebih dari satu orang di Indonesia itu :
Bagi yang menemukan kembarannya, wajib lapor 3 x 24 jam |
Lalu, apa hubungannya curcol di atas dengan review ini?
Buku Orhan Pamuk ini (yang kudapat tahun lalu dalam bookwar IRF 2011 tapi baru sempat kubaca sekarang dalam rangka posting bareng BBI) bertutur dari sudut pandang seorang cendekiawan Italia muda yang tertangkap oleh armada Turki dan menjadi budak di Istanbul. Sedikit ilmu pengobatan yang dikuasainya membuat ia dapat mengaku sebagai "dokter" sehingga nasibnya sedikit lebih baik daripada budak kebanyakan. Dalam status barunya, suratan takdir mempertemukannya dengan kembaran sekaligus majikan barunya, seorang cendekiawan Turki yang hanya disebut "Hoja" sepanjang buku.
Selama belasan tahun hidup bersama (peringatan: ini bukan gay lit, chicklit, ataupun hisrom, pokoknya kering habis!), mereka bukan saja saling mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki satu sama lain, tapi juga mengorek kepribadian dan masa lalu masing-masing. Makin lama, bukan hanya tampang yang serupa, tapi jalan pikiran pun bisa berada dalam waktu dan gelombang yang sama. Lantas, dalam satu titik tertentu ketika mereka pada akhirnya harus berpisah, siapakah yang akhirnya pergi ke Italia dan siapakah yang tetap tinggal di Turki?
Dalam salah satu episodenya, buku ini mengangkat tema: Mengapa kita menjadi kita yang sekarang? Jatidiri kita dibentuk oleh lingkungan, ilmu pengetahuan dan segenap pengalaman sepanjang hidup kita. Apa jadinya bila seluruh jatidiri kita dapat dipelajari dan disalin oleh orang lain, dan kita juga dapat mempelajari dan menyalin seluruh jatidiri orang lain? Katakanlah orang lain itu bak pinang dibelah dua dengan kita, apakah kita dapat bertukar jatidiri tanpa dapat disadari oleh siapapun, bahkan oleh diri kita sendiri?
Soal pertukaran jatidiri ini, aku malah jadi teringat film Face/Off-nya John Travolta dan Nicolas Cage (lupakan bagian di mana para tokoh yang seharusnya hanya sekedar bertukar kulit wajah, entah bagaimana body dan rambutnya yang jelas-jelas beda kok ikutan tertukar juga). Awalnya mereka dapat menipu keluarga dan rekan kerja hanya karena telah lama mempelajari kehidupan lawan masing-masing, tapi karena kepribadiannya bertolak belakang, toh pada akhirnya ketahuan juga...
Kembali ke masalah kembaran, karena penasaran aku mencoba beberapa situs find your lookalike/doppelganger di internet. Dan hasilnya... tidak ada yang mirip! Hm... mungkin karena kebanyakan situsnya celebrities lookalike? Atau para kembaranku (yang jelas bukan seleb) belum pernah meng-upload fotonya di dunia maya? Tapi
meskipun misi pencarian doppelganger gagal, ada satu situs yang memberi
hadiah hiburan, karena menghasilkan analisis foto seperti ini:
Pasaran ga masalah, yang penting tetap (dikira) muda! |
View all my reviews
wah itu external hardisk pasti isinya ebook :D #salahfokus
ReplyDeleteBenar 50%!
DeleteSisanya 25% kerjaan dan 25% film
*prioritas terlihat jelas*
Ebentar...jadi sebenernya umur mbak Indah berapaa? Kirain 21 ^_^ *ikutan salah fokus*
ReplyDeleteKalo menurut teori, katanya aku termasuk Generasi X sih :)
Delete*sekarang udah generasi apa ya?*
Berarti ini kisah versi lain dari film "Face-Off" ya :D *ikutan bingung* salam kenal sekaliam berkunjung mbak, sering dengar namanya saja, belum pernah main di blog
ReplyDeleteHalo, salam kenal juga. Mungkin akreditasiku "terdengar". Aku jarang fesbukan apalagi twitteran, jadi emg ga eksis :)
DeleteEh, cerita di buku ini beda banget dengan face/off kok. pembaca malah nggak tahu bagaimana detil pertukaran identitas mereka, kecuali sedikit bocoran di penutup.