Thor Junior Novel by Elizabeth Rudnick
My rating: 3 of 5 stars
IMHO, salah satu nilai minus setelah Marvel Studio menjadi bagian dari Disney adalah... Disney hanya mau menerbitkan junior novelization. Seolah penikmat film superhero hanya anak-anak dan remaja. Aku kehilangan novel-novel movie novelization dari superhero Marvel yang ditujukan untuk kalangan dewasa. Huh...
Jelas, junior novelization jauh lebih tipis, dengan karakterisasi sebatas apa yang terlihat di filmnya, tidak digali lebih dalam lagi sehingga kita bisa mengetahui apa yang ada di benak masing-masing karakter yang tidak ada di dialognya.
Kekurangan lain junior novelization, karena saking tipisnya, banyak adegan film yang hilang! Terbalik dengan umumnya banyak adegan di novel yang hilang di filmnya!
Apa saja adegan yang hilang? Justru adegan action-nya! Mana adegan Thor menerobos masuk ke site S.H.I.E.L.D untuk mengambil kembali palu kesayangannya, Mjolnir? Aku sempat berharap ada sedikit adegan Hawkeye yang nyaris memanah Thor. Mana adegan Thor yang dalam kondisi mortal rela mengorbankan nyawa demi kepentingan orang lain, titik kritis di mana Thor memperoleh kekuatan dewanya kembali dan bisa memanggil Mjolnir ke tangannya? Manaaaa?
Satu-satunya hal baru yang kudapat dari novel ini adalah, apa yang terlintas di benak Jane saat ia baru saja menabrak Thor untuk pertama kalinya: I hit a model. Twewew...
Yeah, Thor is a beautiful man with a body dan face like his. Oh, don't forget his lovely blond long hair...
View all my reviews
No comments:
Post a Comment