The Chronicles of Audy: 4R by Orizuka
My rating: 3 of 5 stars
Yap, masih dalam acara copas komen singkat dari Goodreads di sini :))
Oke, kalau boleh bicara sejarahku dengan novel ini... sejatinya aku cukup penasaran dengan hype yang ditimbulkan novel ini, sampai-sampai aku pernah mencoba pesan via tokbuk online. Soalnya, pas mencoba mencari di toko buku offline, tidak kelihatan satu jilid pun. Ternyata sama gagalnya, karena konon tidak tersedia di gudang penerbit (harusnya ditulis out of stock dan nggak bisa di-klik dong, biar nggak ada acara PHP begitu). Syukurlah, kemarin malah nemu buku ini diobral cuma 10k di lapak Haru waktu aku menyambangi Pop Con Asia.
Honestly, buatku membaca buku ini seperti membaca manga serial cantik. Ceritanya familiar banget, cuma setting-nya saja yang pindah ke Indonesia. Untungnya, gaya penuturan penulisnya menjadi penyelamat acara membaca buku ini.
Novel ini juga sukses membuatku penasaran sampai meng-googling tarif UMR DIY tahun 2013 segala. Bukan kenapa-kenapa. Soalnya, Audy cuma digaji Rp.900rb per bulan, padahal kerjanya dari jam tujuh pagi sampai jam sembilan malam. Lebih dari jam kerja standar empat puluh jam seminggu. Apakah di samping jam kerja, masih ada pelanggaran Undang-Undang Ketenagakerjaan lainnya? Ternyata UMR DIY 2013 Rp. 1.065.247,-. Okelah, masih cukup wajar, apalagi kalau terus Audi dapat tempat tinggal di paviliun plus numpang makan gratis, meskipun awalnya gara-gara persekot gajinya diserobot salah satu juragannya. Lumayanlah :)
View all my reviews
Wednesday, September 23, 2015
Oppa & I
Oppa & I by Orizuka
My rating: 2 of 5 stars
Sebenarnya, novel ini teenlit yang cukup menarik, dengan tema estranged twins. Yah, mirip-mirip cerita sinetron tentang saudara ketemu gede setelah lama terpisah, dan butuh waktu untuk bisa akrab kembali. Lumayan, lah, serasa baca komik. Atau kalau melihat settingnya, seperti membaca manhwa dengan tokoh yang berdarah Indo-Korea.
Sayangnya, aku bukan penggemar K-apapunitu, jadinya membaca istilah-istilah bahasa Korea yang bertebaran dalam novel tipis ini, hampir di setiap lembarnya, asli membuatku jadi malas membacanya.
Kalau saja buku ini merupakan terjemahan dari novel remaja korea, jelas semua istilah-istilah singkat itu seharusnya diterjemahkan semua, bukannya tetap dalam bahasa korea yang diikuti terjemahannya dalam tanda kurung.
Atau... mungkin seharusnya aku menganggap buku ini sebagai buku latihan percakapan sehari-hari bahasa Korea, ya?
View all my reviews
My rating: 2 of 5 stars
Sebenarnya, novel ini teenlit yang cukup menarik, dengan tema estranged twins. Yah, mirip-mirip cerita sinetron tentang saudara ketemu gede setelah lama terpisah, dan butuh waktu untuk bisa akrab kembali. Lumayan, lah, serasa baca komik. Atau kalau melihat settingnya, seperti membaca manhwa dengan tokoh yang berdarah Indo-Korea.
Sayangnya, aku bukan penggemar K-apapunitu, jadinya membaca istilah-istilah bahasa Korea yang bertebaran dalam novel tipis ini, hampir di setiap lembarnya, asli membuatku jadi malas membacanya.
Kalau saja buku ini merupakan terjemahan dari novel remaja korea, jelas semua istilah-istilah singkat itu seharusnya diterjemahkan semua, bukannya tetap dalam bahasa korea yang diikuti terjemahannya dalam tanda kurung.
Atau... mungkin seharusnya aku menganggap buku ini sebagai buku latihan percakapan sehari-hari bahasa Korea, ya?
View all my reviews
Everything Is Connected
Everything Is Connected: Reimagining the World One Postcard at a Time by Keri Smith
My rating: 3 of 5 stars
Ini bukan review. Cuma komentar singkat :)
Aku suka mengumpulkan kartu pos, meskipun cuma sesukanya dan sedapatnya. Jadi, pas menemukan buku kartu pos ini di slot bargain books-nya Peri+ online, ya kubeli deh.
Anyway, seperti biasa, Keri Smith menganjurkan pada pembacanya untuk berkreasi dengan memanfaatkan koleksi kartu pos ini. Misalnya... ada yang disarankan untuk dikubur di halaman tetangga. Atau ada juga yang diminta untuk dilipat-lipat dan dijadikan perahu kertas (perahu kartu?) dan dibiarkan mengalir sampai jauh...
Seperti kasus buku-buku Keri Smith sebelumnya, semua "perintah" Keri Smith kucuekin deh. Buku kartu pos ini tetap utuh, karena aku cuma membaca apa yang ditulis Keri Smith pada setiap lembar kartu pos :P
Masa sih aku begitu teganya, teganya, teganya... untuk menghancurkan sebuah buku (ataupun selembar kartu pos), meskipun demi melepas stress...
View all my reviews
My rating: 3 of 5 stars
Ini bukan review. Cuma komentar singkat :)
Aku suka mengumpulkan kartu pos, meskipun cuma sesukanya dan sedapatnya. Jadi, pas menemukan buku kartu pos ini di slot bargain books-nya Peri+ online, ya kubeli deh.
Anyway, seperti biasa, Keri Smith menganjurkan pada pembacanya untuk berkreasi dengan memanfaatkan koleksi kartu pos ini. Misalnya... ada yang disarankan untuk dikubur di halaman tetangga. Atau ada juga yang diminta untuk dilipat-lipat dan dijadikan perahu kertas (perahu kartu?) dan dibiarkan mengalir sampai jauh...
Seperti kasus buku-buku Keri Smith sebelumnya, semua "perintah" Keri Smith kucuekin deh. Buku kartu pos ini tetap utuh, karena aku cuma membaca apa yang ditulis Keri Smith pada setiap lembar kartu pos :P
Masa sih aku begitu teganya, teganya, teganya... untuk menghancurkan sebuah buku (ataupun selembar kartu pos), meskipun demi melepas stress...
View all my reviews
Dave Barry's Guide to Marriage and/or Sex
Dave Barry's Guide to Marriage and/or Sex by Dave Barry
My rating: 4 of 5 stars
Meskipun semangat "review challenge" menggebu-gebu pada awal tahun (dan semangatnya sempat rada kebablasan waktu sibuk mereview buku-buku yang bersinggungan dengan Colin Firth :P), pada Semester II Tahun 2015, semangat itu sudah nyaris padam. Sama sekali.
Akhirnya, demi kemaslahatan umat dan agar tetap diakui sebagai warga BBI yang patuh, aku pun membrowsing rak buku di Goodreads yang pernah kukomen rada panjang sedikit, buat diposting ulang di blog.
Curang? Tentu saja. Komen yang ku-copas di sini berasal dari buku yang kubaca pada bulan Januari 2014. Lama amat yaks... m(_._)m
Seperti biasa, bahan tulisannya Mas Dave Barry memang adaaa aja. Dan judul buku yang satu ini cukup provokatif dan mengundang rasa ingin tahu, seperti apa panduan yang disarankannya. Tapi, aku cuma mengutip sedikit saja ya, biar rada penasaran :)
Buat yang suka baca novel romance, berikut kukutip sentilan Dave Barry di poin "Where to Get Additional Explicit Helpful Information on Sex":
Dave Barry juga memberi contoh tentang adegan ranjang yang chock-full explicit, down-to-earth, practical "straight-talk" yang... sama seperti kovernya yang khas Historical Romance jadul, adegannya juga khas Hisrom banget model begini:
Huahaha... adegannya benar-benar blur nggak jelas XD
View all my reviews
My rating: 4 of 5 stars
Meskipun semangat "review challenge" menggebu-gebu pada awal tahun (dan semangatnya sempat rada kebablasan waktu sibuk mereview buku-buku yang bersinggungan dengan Colin Firth :P), pada Semester II Tahun 2015, semangat itu sudah nyaris padam. Sama sekali.
Akhirnya, demi kemaslahatan umat dan agar tetap diakui sebagai warga BBI yang patuh, aku pun membrowsing rak buku di Goodreads yang pernah kukomen rada panjang sedikit, buat diposting ulang di blog.
Curang? Tentu saja. Komen yang ku-copas di sini berasal dari buku yang kubaca pada bulan Januari 2014. Lama amat yaks... m(_._)m
Seperti biasa, bahan tulisannya Mas Dave Barry memang adaaa aja. Dan judul buku yang satu ini cukup provokatif dan mengundang rasa ingin tahu, seperti apa panduan yang disarankannya. Tapi, aku cuma mengutip sedikit saja ya, biar rada penasaran :)
Buat yang suka baca novel romance, berikut kukutip sentilan Dave Barry di poin "Where to Get Additional Explicit Helpful Information on Sex":
The best source of reliable information is romance novels, which you can find in better bookstores and supermarkets everywhere. To know the books I mean--the cover always is a picture of a handsome and of course brooding man embracing a woman with green eyes and a bosom that is clearly heaving, sometimes most of the way out of her dress. The title is always something fairly humid, like Loins of Passion.
Dave Barry juga memberi contoh tentang adegan ranjang yang chock-full explicit, down-to-earth, practical "straight-talk" yang... sama seperti kovernya yang khas Historical Romance jadul, adegannya juga khas Hisrom banget model begini:
As Sabrina gazed upward at Baron LeGume, whose dark, brooding eyeballs were turgid with passion, she felt tormented tenseness of his throbbing, pulsating malehood, and she knew, with a knowledge borne of knowing, that she could no longer hold back the surging waves of passion that washed over her, like waves of something, as his brooding throbbing pulsating highly engorged lips sought hers, not that she wanted to hold them back...
Huahaha... adegannya benar-benar blur nggak jelas XD
View all my reviews
Subscribe to:
Posts (Atom)